Ahad 22 Feb 2015 14:21 WIB

Penambang Emas di Bengkulu Beralih ke Batu Akik

Batu Akik
Foto: MgROL 35
Batu Akik

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Larisnya perdagangan batu akik beberapa waktu terakhir, membuat sebagian besar penambang emas asal Desa Ulak Lebar dan Desa Muara Sahung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur, Bengkulu, beralih menjadi penambang batu akik.

"Mencari batu akik lebih menjanjikan daripada mencari emas," kata Kadis, salah seorang mantan penambang emas di Kaur, Ahad (22/2).

Kadis mengatakan selain karena pendapatannya lebih tinggi, jarak tempuh lokasi penambangan batu akik juga menjadi pertimbangan. Untuk mencapai lokasi pertambangan emas, mereka harus berjalan kaki selama dua hari ke dalam hutan.

"Sedangkan mencari batu akik sangat dekat dari desa," ujarnya.

Selain itu, untuk mendapat emas paling banyak lima gram menurut Kadis perlu waktu lebih dari dua hari. Sedangkan pendapatan menambang batu akik bisa mencapai puluhan juta dalam sehari.

"Memang sama-sama bergantung rezeki, tapi lebih berduit menambang batu akik," ucapnya.

Sementara penambang emas lainnya, Sardimin mengatakan saat ini hanya sebagian kecil penduduk setempat mencari emas. Ia menjelaskan sebelum harga batu akik melambung di pasaran, para pencari emas bisa berkelompok hingga 60 orang, saat ini hanya 10 orang, sisanya beralih mencari batu akik.

Wilayah Muara Sahung merupakan salah satu daerah penghasil bahan batu akik di Bengkulu, yang ditambang secara tradisional. Jenis batu akik yang terdapat di daerah setempat antara lain rafflesia merah, cempaka, sulaiman, batu lumut hingga berbagai warna teratai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement