REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kota Makassar yang dikenal masyarakat melalui media sebagai daerah rawan aksi maupun perkelahian antar warga, nyatanya semakin tidak aman. Pasalnya aksi anarkis pencuri berdalih geng motor terus bertebaran dan membuat Makassar tidak aman.
Hampir setiap malam situasi di Makassar semakin mencekam. Aksi begal kerap kali memunculkan korban baru. Mereka sering menjambret tas pengendara hingga mencuri motor secara paksa. Dengan menggunakan busur, badik hingga parang.
Pelaku yang umumnya remaja di bawah umur ini tak segan melukai hingga membunuh pengendara tanpa ampun. Karen aksi merek, tak sedikit pengendara mengalami luka berat. Bahkan korban meninggal dunia ditemui gara-gara aksi begal ini.
Melihat aksi keji begal yang semakin merajala, masyarakat makassar yang tergabung dalam komunitas masyarakat kota makassar melakukan aksi dengan hastag #Makassarharusaman. Hal ini dilakukan di kawasan car free day (CFD), Ahad (22/2).
Dengan sspanduk putih bertuliskan #Makassarharusaman, masyarakat yang riuh di pantai Losari diajak untuk menandatangani spanduk tersebut. Artinya masyarakat diminta ikut serta membuat ibukota Indonesia Timur ini lebih ramah dan aman bagi seluruh elemen masyarakat.
Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memang telah merasakan perubahan signifikan mengenai kasus kekerasan terhadap pengendara sepada motor. Untuk itu pihaknya tengah menyiapkan Ponggawa Ta. Tim ini nantinya didirikan oleh masyarakat minimal setiap RW. Namun bila memang memadai, setiap Rt akan diadakan Ponggawa Ta.
"Kalau setiap Rt saja minimal dua orang, berarti kita butuh lebih dari 12.000 warga untuk membantu pengamanan di daerahnya," ujar Ramdhan Pomanto.
Rencananya, belasan ribu orang ini akan dilantik untuk membantu pihak kepolisisan setelah pihak pemerintahan melantik terlebih dahulu seluruh kepala lurah di Makassar.