Jumat 20 Feb 2015 21:59 WIB
Kisruh Lion Air

Tak Punya Duit, Lion Air Ngutang Rp 4 Miliar ke Angkasa Pura

Puluhan penumpang pesawat Lion Air menyerbu loket penjualan tiket di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (20/2). Para penumpang Lion Air protes dan meminta pengembalian uang akibat delay puluhan jam yang dialami.
Foto: Antara
Puluhan penumpang pesawat Lion Air menyerbu loket penjualan tiket di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (20/2). Para penumpang Lion Air protes dan meminta pengembalian uang akibat delay puluhan jam yang dialami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lion Air mengaku sudah meminjam dana sebesar Rp4 miliar kepada PT Angkasa Pura II untuk proses pengantian tiket menjadi uang (refund).

"Kita sudah meminjam uang dari Angkasa Pura sampai empat miliar untuk proses refund ini," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait di terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Jumat (20/2).

Dijelaskannya, alasan peminjaman uang kepada Angkasa Pura II karena pihaknya tidak memiliki uang tunai dengan jumlah besar.

Pasalnya, peristiwa delay terjadi pada hari Rabu. Lalu saat akan dilakukan proses Refund hari Kamis, ternyata sedang libur nasional karena perayaan Imlek.

Kemudian, masalah delay tersebut berkepanjangan hingga hari ini dan Lion Air hanya memiliki uang tunai sebesar Rp1,5 Miliar dan tidak cukup untuk mengganti jika seluruh penumpang melakukan refund.

Akhirnya, pihaknya berkoordinasi dengan Angkasa Pura II untuk meminjam uang dan akan menggantinya setelah selesai. "Nanti setelah selesai kita akan ganti," katanya.

Budi Karya Samadi selaku Direktur Utama PT Angkasa Pura II, mengatakan pembayaran penukaran tiket berdasarkan hasil kesepakatan dengan pihak Lion Air.

Nantinya, PT AP II akan melakukan pembayaran lebih dahulu kepada penumpang dan setelah itu dilakukan penggantian oleh pihak Lion Air.

"Jadi, berdasarkan kesepakatan dengan pihak Lion Air, kita bayarkan dahulu proses refund tersebut dan nanti diganti oleh Lion Air," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement