Jumat 20 Feb 2015 16:36 WIB

Cuaca Buruk, Nelayan Jadi Buruh Panen Padi

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sebuah perahu nelayan bersiap sandar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jateng, Senin (26/1).
Foto: Antara
Sebuah perahu nelayan bersiap sandar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jateng, Senin (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK — Gelombang tinggi serta cuaca buruk di Laut Jawa, membuat ratusan nelayan Morodemak, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak tak berani melaut.

 

Mereka –untuk sementara—memilih beralih profesi guna menyambung hidup, sambil menunggu cuaca benar- benar bersahabat untuk melaut.

 

“Sudah tiga hari ini saya sudah tidak berani melaut,” ungkap Yudhi (37), salah seorang nelayan Morodemak, yang dikonfirmasi, Jumat (20/2).

 

Saat ini, jelasnya, cuaca di perairan Demak dan laut Jawa pada umumnya sedang tidak bersahabat untuk mncari nafkah di laut.

 

Karena kecenderungannya hujan disertai angin kencang dan gelombang laut yang bias mencapai ketinggian 3 meter, sangat membahayakan.

 

“Pihak Syahbandar Morodemak sudah mengeluarkan imbauan kepada nelayan untuk tidak melaut, demi keselamatan para nelayan sendiri,” katanya.

 

Hal ini diamini oleh Abdul Karim (43), nelayan Morodemak lainnya, yang mengaku sudah hampir sepekan ini memilih tak melaut.

 

Menurutnya, musim seperti ini (red; nelayan tak bisa melaut) seperti ini biasanya akan berlangsung paling lama satu hingga satu setengah bulan.

 

Namun puluhan nelayan dengan kapal berbobot di bawah 5 ton sudah setengah bulan lebih tak bisa melaut untuk menangkap ikan.

 

“Untuk menyambung hidup, untuk sementara sebagian nelayan Morodemak, beralih profesi sebagai buruh panen padi dan pekerja bangunan,” jelasnya.

 

Busro (30), salah seorang nelayan yang beralih profesi sebagai buruh panen mengaku, di luar kebutuhan sehari- hari, dirinya juga masih memiliki tanggungan dari menggadaikan barang berharga.

 

Sehingga setiap bulan harus memenuhi kewajiban cicilan. Karena sudah sepekan lebih tak bisa melaut, sementara beralih profesi sebagai buruh panen.

 

Kebetulan sebagian lahan pertanian di wilayah Kecamatan Mijen dan Karanganyar (kabupaten Demak) masih masuk masa panen.

 

“Lumayan lah hasil jadi buruh panen padi ini. Setidaknya  mampu mengantongi penghasilan bersih Rp 55 hingga 75 ribu per hari,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement