REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyebab terjadinya delay penerbangan pesawat sipil di bandara udara Adisutjipto karena sudah semakin padatnya lalu lintas penerbangan yang melalui bandara udara Adisutjipto Yogyakarta. Karena itu, supaya penumpang tidak terlalu dirugikan dengan delay, maka sekarang dibatasi dalam satu jam hanya ada 20 penerbangan yakni sepuluh pesawat sipil dan 10 pesawat militer.
Hal itu dikemukakan Danlanud Adisutjipto Yogyakarta, Marsma TNI Yadi Sutanandika, usai bertemu Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan Yogyakarta, kemarin. Sekarang dalam kondisi puncak dalam sehari ada 80 penerbangan dari militer dan 80 penerbangan dari sipil. ''Idealnya di bawah itu,'' kata dia.
Karena, dengan semakin banyaknya siswa sekolah penerbangan militer dan semakin banyaknya penumpang pesawat sipil, maka pemerintah memutuskan untuk membangun bandara baru berstatus internasional di Kulonprogo.
''Apabila bandara baru sudah digunakan, kami berharap bandara udara Adisutjipto tetap digunakan untuk sipil, tetapi tidak sepadat sekarang. Waktu Pak Menteri Perhubungan melakukan kunjungan ke Bandara Adisutjipto baru-baru ini juga berharap penerbangan sipil tetap ada di Bandara Adisutjipto seperti halnya bandara Halim Perdana Kusumah sekarang,'' ungkap Yadi.