REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anggota dari duo Bali Nine, Myuran Sukumaran ternyata seorang pelukis handal. Selama satu dekade menjalani rehabilitasi, terpidana mati narkoba asal Australia itu menjalani sejumlah kurus dan keterampilan seni, termasuk melukis.
Dilansir dari News Corp Australia, Rabu (18/2), dalam sebuah acara lelang lukisan beberapa waktu lalu, Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan berhasil menjual 29 lukisan hasil karya 15 tahanan, termasuk Sukumaran.
Lelang lukisan itu menghasilkan pendapatan hingga 4.500 dolar AS. Lukisan Sukumaran terjual dengan harga berkisar 57-144 dolar AS.
Sukumaran juga pernah membuka sebuah lokakarya seni di sebuah galeri yang berada di laur Lapas Kerobokan. Di sana, dia mengajarkan teknik dan seni melukis kepada para tahanan. Banyak peserta yang tertarik dengan programnya.
Kepala Lapas Kerobokan, Sudjonggo sebelumnya mengatakan Sukumaran dan anggota Bali Nine lainnya, termasuk Andrew Chan dan Si Yi Chen telah menjalani masa-masa rehabilitasi dengan baik.
Sukumaran bahkan pernah terlibat dalam lokakarya lukisan, sedangkan Si Yi Chen mengadakan lokakarya perhiasan perak.
"Keduanya menjalani rehabilitasi dengan sangat baik," kata Sudjonggo melalui sambungan telepon kepada Republika Online (ROL).
Pada April 2005, delapan pria dan seorang wanita asal Australia ditangkap di Bandara Ngurah Rai dan hotel Bali. Mereka berusaha membawa 8,3 kilogram heroin ke Australia.
Sukumaran dan Chan adalah dua pimpinan Bali Nine yang merekrut anggota lainnya. Kedua orang ini lalu dijatuhi hukuman mati, sedangkan tujuh lainnya menjalani hukuman kurungan hingga 20 tahun dan seumur hidup.
Chan dan Sukumaran berulang kali telah mengajukan grasi kepada presiden sejak era Susilo Bambang Yudhoyono. Terakhir, permohonan pengampunan mereka ditolak oleh Presiden Joko Widodo.