Jumat 13 Feb 2015 22:09 WIB

Nekad Naik, Tiga Pendaki Slamet Tersesat

Rep: eko widiyatno/ Red: Ani Nursalikah
Letusan abu akibat erupsi Gunung Slamet, terlihat dari Dusun Pratin, Desa Kutabawa, karangreja, Purbalingga, Jateng, Rabu (17/9)..   (foto : Idhad Zakaria)
Letusan abu akibat erupsi Gunung Slamet, terlihat dari Dusun Pratin, Desa Kutabawa, karangreja, Purbalingga, Jateng, Rabu (17/9).. (foto : Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Meski status bahaya Gunung Slamet sudah diturunkan dari Siaga (level III) ke Waspada (level II), Pusat Vulkanlogi Mitigasi Bencana Gunungapi (PVMBG) dan Pemkab Purbalingga masih melarang aktivitas pendakian di gunung itu. Meski demikian, ternyata masih ada saja orang yang nekad mendaki.

''Ironisnya lagi, tiga orang pendaki yang dilaporkan asal Yogyakarta ini, sekarang malah dilaporkan tersesat,'' kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga Prayitno, Jumat petang (13/2).

Dia menyebutkan, informasi adanya pendaki yang tersesat diperoleh dari petugas SAR (Search and Rescue) Pos Pendakian Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, Slamet Ardianzah. SAR dan petugas pos pendakian, tidak tahu kalau ada orang yang nekad mendaki.

''Petugas SAR mengetahui ada pendaki tersesat setelah dia mendapat pesan singkat atau SMS dari salah seorang pendaki yang menyatakan mereka kini sedang tersesat,'' ujar Slamet.

Dia mengaku telah menerima pesan singkat dari ketiga pendaki tersebut. Setelah menerima SMS, dia langsung menelepon mereka. Mereka yang tersesat mengaku bernama Ronald Dicki, Airlangga Virgianto, dan Zanuar Renaldo. Semuanya berasal dari Yogya.

Dari percakapan telepon tersebut, ketiganya juga mengaku mendaki gunung Slamet pada Sabtu (7/2) dan sempat mencapai puncak. Namun, saat perjalanan turun mereka tersesat.

Slamet juga menyebutkan, ketiga pendaki itu mengaku sebelum melakukan aktivitas pendakian sempat singgah di Pos Pendakian Bambangan. Namun di pos tersebut tidak ada orang sehingga  mereka hanya mencatat nomor telepon seluler miliknya yang memang terpasang di tempat tersebut.

''Terus terang, saya memang kesal dengan ulah mereka. Sudah tahu masih ada larangan mendaki, mereka masih saja nekad. Padahal, tulisan larangan mendaki masih terpasang dalam gapura jalur menuju tempat pendakian,'' katanya.

Meski kesal, Slamet mengaku sudah berkoordinasi dengan Komandan Lapangan SAR Purbalingga Wahyudi untuk mengambil langkah evakuasi. Dia mengatakan sudah mengirim tim pencari ke puncak. Namun sampai Jumat sore, tim masih belum mengetahui keberadaan mereka.

Berdasarkan pesan singkat terakhir yang dia terima, tiga pendaki mengaku berada di wilayah hutan dan beristirahat di punggungan sisi timur-utara. Tim yang dikirim melakukan pencarian, merupakan petugas SAR gabungan dari SAR Purbalingga, TNI, Polri, SAR desa dan pecinta alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement