REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Peredaran coklat berhadiah kondom jelang perayaan hari Kasih Sayang atau Valentine Day membuat gusar sehingga inspeksi mendadak dan razia akan dilakukan terhadap penjual produk tersebut.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Menengah Kecil Mikro (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Karanganyar menurunkan petugasnya ke sejumlah toko, kios dan pasar. Tim juga diterjunkan menekan peredaran barang ke sejumlah toko modern dan toko makanan.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkop UMKM Kabupaten Karanganyar, Liliyani Sulistyandari mengatakan, pihaknya mendapat informasi bahwa di kota lain ada paket coklat dengan bonus alat kontrasepsi.
''Sidak ini sudah rutin kami lakukan untuk pengawasan barang beredar. Namun, sekalian melakukan sweeping coklat dengan bonus kondom yang cukup meresahkan itu,'' katanya, Kamis (12/2).
Liliyani menambahkan, penjualan coklat bonus kondom secara moral, itu tidak dibenarkan. Apalagi, kalau sasaran penjualan kaum remaja. ''Itu sama saja melegalkan seks bebas pada remaja,'' ujarnya.
Petugas Disperindagkop UMKM pun disebar ke empat wilayah kecamatan yang ditengarai menjadi peredaran barang tersebut. Empat kecamatan masing-masing, Karanganyar Kota, Matesih, Ngargoyoso dan Tawangmangu.
Selain menanyakan kepada karyawan toko, petugas juga langsung mendatangi dan mengecek rak-rak yang digunakan untuk memajang aneka jenis makanan termasuk coklat. Mereka menanyakan apakah ada paket coklat khusus, yang dijual kepada konsumen dengan bonus kondom.
Salah seorang penjaga toko, Devi (20 tahun) mengatakan, coklat dan alat kontrasepsi di tempatnya dijual terpisah. Kalaupun ada paket coklat yang dijual untuk menyambut Hari Valentine, tapi tidak menyertakan bonus alat kontrasepsi.
''Ada beberapa paket penjualan coklat menyongsong Valentine. Namun, tidak ada yang berbonus alat kontrasepsi,'' tutur Devi.
Hingga sidak berakhir, tak ditemukan coklat berhadiah kondom tersebut.