Kamis 12 Feb 2015 12:33 WIB

'Keberadaan KPK Harus Dihargai'

Rep: c70/ Red: Angga Indrawan
Mantan Wakil Komisioner Independent Commission Against Corruption (ICAC), Tony Kwok. (Antara/Vitalis Yogi Trisna)
Mantan Wakil Komisioner Independent Commission Against Corruption (ICAC), Tony Kwok. (Antara/Vitalis Yogi Trisna)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Konflik yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri mendapatkan perhatian Mantan Wakil Komisioner Independent Commission Against Corruption (ICAC), Tony Kwok. Menurutnya, situasi segenting apapun yang terjadi di KPK, keberadaan lembaga tersebut harus tetap dihargai.

"KPK harus dihargai karena berani menangani kasus yang melibatkan lembaga kepolisian," kata Kwok dalam acara diskusi Save KPK 'Jangan Biarkan KPK Berjuang Sendiri' di Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Kamis (12/2).

Tony menyebut, selama ini ia telah mengikuti krisis yang terjadi antara KPK dan Polri di Indonesia. Ia mengatakan, sejumlah negara yang pernah ia kunjungi di Asia menyatakan sangat menghargai KPK di Indonesia. Salah satunya karena sangat berani menangani kasus yang dinilai sangat sensitif seperti melibatkan pejabat pemerintah atau swasta.

"Itu adalah integritas. Jadi sangat penting perlihatkan dukungan untuk KPK bukan dari Indonesia tapi juga Internasional," ujarnya.

Kwok menjelaskan, konflik antara lembaga anti korupsi dengan KPK juga pernah terjadi di negara lain, salah satunya Hongkong. Jika dipikirkan, kata dia, adanya lembaga anti korupsi di sebuah negara karena tingkat korupsi yang tinggi di negara tersebut, dan pasti melipatkan lembaga kepolisian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement