REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, hingga kini masih melakukan pendataan terkait kerugian materi yang diderita para korban banjir pada 9-10 Februari 2015.
"Kita masih hitung jumlah kerugian akibat banjir yang melanda Bekasi selama dua hari terakhir," kata Kepala BPBD Kota Bekasi Heri Ismiraldi di Bekasi, Rabu (12/2).
Menurut dia, banjir yang terjadi pada Senin (9/2) merendam 36 kawasan yang mayoritasnya merupakan pemukiman penduduk. Namun pada Selasa (10/2) kondisi banjir berangsur surut hingga hanya tersisa sembilan kawasan yang masih tergenang pada saat itu.
Lokasi tersebut merupakan kawasan terparah yang diterjang banjir pada Februari 2015.
Berdasarkan data BPBD Kota Bekasi sembilan titik yang tergenang terdapat di RW 6 Kaliabang Tengah, Perumahan Harapan Indah, Kompleks Harapan Baru 2, Pondok Hijau Permai, Kompleks Bumi Nasio Indah Jatikramat, Kelurahan Harapan Mulya, Pondok Ungu Permai, dan Kompleks Dosen IKIP Jatikramat.
"Ketinggian air berkisar antara 10-50 centimeter. Hanya Kompleks Dosen IKIP yang tergenang hingga ketinggan satu meter," katanya.
Pihaknya juga mencatat ada sedikitnya 18 warga di Kelurahan Kaliabang Tengah yang dievakuasi saat banjir. "Ada juga seorang ibu yang tengah hamil dievakuasi dan langsung dibawa ke puskesmas terdekat untuk diperiksa," katanya.
Kondisi banjir juga sempat memutus sejumlah jalan-jalan alternatif seperti ruas Jalan Jatikramat-Jatiwaringin yang ada di depan kompleks Dosen IKIP. "Situasi itu mengakibatkan kemacetan lalu lintas di sekitarnya," katanya.
Menurut dia, hingga saat ini seluruh kawasan banjir tersebut sudah dalam kondisi normal, kondisi itu nampak dari aktivitas korban banjir yang melakukan bersih-bersih rumah dari endapan lumpur dan sampah.