Rabu 11 Feb 2015 20:34 WIB

"Banjir itu Berkah, Nikmati Saja" (1)

Rep: cr02/ Red: Damanhuri Zuhri
Warga Jakarta yang kebanjiran
Foto: antara
Warga Jakarta yang kebanjiran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah tiga hari wilayah Kelapa Gading terendam banjir. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi serta sungai yang tidak dapat menampung air membuat kawasan elite itu berubah menjadi kubangan besar.

Hampir seluruh wilayah Kelapa Gading terkepung oleh banjir sehingga menyebabkan aktivitas warga, pertokoan dan juga perkantoran lumpuh. Namun, Rabu (11/2) banjir di Kelapa Gading sudah mulai surut di beberapa titik.

Sejak pagi, warga yang rumahnya sudah tidak terendam banjir mulai membersihkan rumahnya masing-masing.

Banyaknya sampah dan lumpur yang terbawa air lainnya membuat pekarangan dan dinding-dinding rumah mereka tampak begitu kotor. Mobil yang terparkir dan tidak sempat terselamatkan dari banjir pun tampak kusam dipenuhi lumpur.

Rendy (45) salah satu warga Kelapa Gading yang tinggal di perumahan elit, jalan Bukit Gading Villa Kintamani itu mengaku sangat kelelahan saat membersihkan sampah-sampah akibat banjir. Ia harus berusaha keras untuk membersihkan temboknya dari lumpur serta sampah yang menumpuk.

Tak hanya itu, ia juga sedikit sedih karena mobilnya terendam oleh banjir. "Lumayan juga bersihin sampah dan lumpur, tiga hari banjir terus jadi numpuk deh tuh, belum lagi ini mobil kemaren terendam banjir dan harus segera di bawa ke bengkel," ujar Rendy.

Walau rumahnya terendam banjir, Rendy tidak ingin pindah ke daerah lainnya. Menurut dia, ia dengan istri dan ketiga anaknya sudah merasa nyaman tinggal di Kelapa Gading.

Banjir yang terjadi selama tiga hari itu juga membuat sebagian pemilik usaha harus menutup toko dan kantornya. Kerugian pun dialami oleh sejumlah toko, seperti rumah makan, laundry dan pusat perbelanjaan. Hingga Rabu (11/2) banjir masih menggenangi wilayah Kelapa Gading.

Namun, saat menjelang siang banjir sudah mulai surut sedikit demi sedikit. Para pemilik rumah makan dan toko pun sebagian sudah mulai membersihkan tempat mereka masing. Seperti yang dilakukan oleh Lili (30) salah satu pemilik rumah makan ayam bakar.

Sejak banjir mulai surut, Lili bersama enam orang karyawannya bekerja untuk membersihkan rumah makan yang telah terendam oleh banjir. Kotoran dan sampah yang menempel di dinding rumah makan menurutnya agak sulit untuk dibersihkan.

Ia bersama karyawannya harus bekerja keras untuk dapat membersihkannya agar bersih seperti semula. "Agak susah, kita harus benar-benar menyikatnya, belum lagi banyak sampah yang terbawa air masuk ke dalam rumah makan," ujar Lili.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement