REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Staf pengajar Pascasarjana Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi menilai langkah Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap manuver politik yang dilakukan Ketua KPK Abraham Samad saat pilpres lalu sebagai upaya untuk menyelamatkan institusi KPK.
"Yang ingin dilakukan Hasto justru menyelamatkan institusi KPK dari berbagai bentuk penyimpangan, agar pemberantasan korupsi dapat dilakukan secara efektif," ujar Haryadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/2).
Menurut Haryadi, dalam konteks ini, posisi Hasto justru segaris dengan berbagai organisasi masyarakat dalam upaya menyelamatkan KPK. "Kurang tepat rasanya memposisikan PDIP sebagai parpol yang anti-KPK atau antipemberantasan korupsi," tuturnya.
Menurut dia, boleh jadi PDIP justru merasa beruntung tak jadi mengusung Abraham Samad sebagai cawapres yang mendampingi Jokowi. "Mungkin justru karena tawaran itulah yang membuat PDIP tidak terlalu firm dengan figur Samad," tutur Haryadi.
PDIP, kata dia, tentu tidak menghendaki transaksi yang seperti itu, sekalipun itu menguntungkan PDIP. Apalagi, lanjut Haryadi, Jokowi memiliki visi-misi dengan titik tekan pada revolusi mental.
Ia menilai tawaran dari Samad tidak saja kurang sejalan etika secara umum, tetapi juga kurang sejalan dengan visi misi Jokowi dan platform PDIP.