Senin 09 Feb 2015 17:36 WIB

Pocong di Purbalingga Ikut Bela KPK

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
  Sejumlah aktivis melakukan aksi teaterikal menuntut KPK-Polri untuk damai di depan gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1).  (Antara/M Agung Rajasa)
Sejumlah aktivis melakukan aksi teaterikal menuntut KPK-Polri untuk damai di depan gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/1). (Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah KPK, juga menjadi keprihatinan dari kalangan seniman di Kota Purbalingga.

Para pegiat film yang tergabung dalam CLC (Cinema Lover Community) mengungkapkan keprihatinannya dengan cara unik, yakni dengan mengunggah video berjudul Pocong Bela KPK di laman youtube.

''Video itu memang sengaja kami unggah untuk menunjukkan bahwa kami sebagai seniman di kota kecil, Purbalingga, juga merasa prihatin dengan upaya pelemahan KPK yang saat ini sedang berlangsung,'' kata Direktur CLC Bowo Leksono, Senin (9/2).

Dalam video yang hanya berdurasi tiga menit tersebut, tergambar adegan tiga pocong yang menggunakan kain hitam, meloncah-loncat pada malam hari dengan membawa poster bertuliskan kalimat dukungan terhadap menuju pos polisi.

Di pos tersebut, mereka kemudian menempatkan poster bertuliskan 'Saatnya Bersih-bersih Polri #Save KPK'  tersebut di dinding bangunan sekitar kantor polisi.

Meski tidak menayangkan adegan yang terlalu banyak, Bowo menyebutkan, video yang dibuat di Kota Purbalingga tersebut, diharapkan dapat menyampaikan pesan pada masyarakat bahwa seniman pegiat film Purbalingga juga merasa prihatin atas upaya berbagai pihak dalam melemahkan lembaga KPK.

Menurutnya, simbol pocong yang ditonjolkan dalam video tersebut, untuk menunjukkan bahwa orang yang sudah meninggal pun akan merasa prihatin bila mengetahui upaya-upaya pelemahan KPK yang sedang berlangsung saat ini. Hal ini karena musuh terbesar bangsa Indonesia hingga saat ini, adalah masalah korupsi.

''Karena itu, semua warga Indonesia yang masih hidup, seharusnya juga ikut prihatin dan memberikan dukungan secara konkret terhadap KPK. Jangan sampai satu-satunya lembaga yang masih dipercaya masyarakat melakukan pemberantasan korupsi tersebut, justru dilemahkan apalagi dihapuskan," jelasnya.

Dalam bagian akhir video tersebut, terdapat sisipkan kalimat 'Sakitnya 'tuh Disini. Bowo menyebutkan, meski kalimat tersebut hanya sekadar joke yang disisipkan di akhir film, namun hal itu menggambarkan bahwa upaya pelemahan KPK telah membuat masyarakat Indonesia menjadi sakit hati.

Ia melanjutkan, CLC sebenarnya juga sudah mengunggah video berjudul 'KPK, Rika Ora Dewekan' di laman Youtube. Menurut Bowo, video yang berdurasi sekitar 6 menit tersebut, diunggah sekitar sepekan lalu.

Dalam video tersebut, juga digambarkan bagaimana para pegiat CLC berdebat dengan seorang petugas polisi karena telah mencabuti poster-poster dukungan terhadap KPK di pos tersebut.

''Video tersebut, lebih merupakan film dokumenter dimana para pegiat CLC melakukan aksi dukungan KPK di satu kantor pos polisi,'' jelasnya.

Bowo menyatakan, selama upaya pelemahan terhadap KPK masih berlangsung, pihaknya akan terus memproduksi film-film yang menggambarkan keprihatinan seniman Purbalingga terhadap kondisi yang dialami KPK.

''Ke depan kita masih akan terus membuat film-film pendek yang menunjukkan dukungan kami terhadap KPK,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement