Senin 09 Feb 2015 14:26 WIB

JK: Jika Islam Pecah, Pemimpin Partai Bisa Ngamuk

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Wapres Jusuf Kalla (kanan).
Foto: Antara
Wapres Jusuf Kalla (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, seluruh partai di Indonesia saat ini tidak hanya mengedepankan nilai nasionalisme, namun juga nilai agama. Hal ini sangat diperlukan guna menghindari gesekan dan konflik antar agama.

"Partai juga sekarang nasionalis, semua berpikir nasionalis dan agamis. Semua 10 partai di republik ini semua ketuanya haji, tak ada yang tidak," kata JK dalam sambutannya di acara Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-6 di Keraton Yogyakarta, DIY, Senin (9/2).

Oleh karena itu, kata dia, jika agama Islam terpecah, maka para pemimpin partai pun juga akan turun tangan. "Apabila Islam pecah, pasti mereka akan ngamuk juga. Partai apapun juga," tambahnya.

Karena itu, JK menilai peran partai untuk menghindari konflik keagamaan sangat kuat. Nilai-nilai dan pandangan keagamaan itulah yang harus dipertahankan dan dijalankan. Buktinya, dalam beberapa tahun terakhir ini tak pernah terjadi konflik keagamaan.

"Itu akibat kita dalam perpolitikan selalu menonjolkan persamaan dan memperkecil perbedaan-perbedaan di antara kita semua," jelas JK. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud oleh JK adalah perbedaan dalam masalah politik, kewenangan, serta kekuasaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement