Ahad 08 Feb 2015 14:02 WIB

Pembangunan Pasar Khusus Batu Akik Ditunggu Warga Palembang

Batu akik lavender Baturaja
Foto: Youtube.com
Batu akik lavender Baturaja

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Perajin batu akik di Kota Palembang, Sumatera Selatan "menjamur" seiring terus meningkatnya jumlah masyarakat yang gemar memakai dan mengoleksi batu bernilai seni tinggi itu baik laki-laki maupun perempuan.

Pantauan di Palembang, Ahad (8/2), perajin batu akik yang sebelumnya hanya terdapat beberapa orang dan di tempat tertentu seperti kawasan Pasar Cinde, kini bisa dengan mudah dijumpai di kawasan permukiman penduduk dengan membuka kios khusus atau hanya sekedar membuka lapak kaki lima seadanya di pinggir jalan.

Banyaknya bermunculan perajin batu akik di Bumi Sriwijaya ini menimbulkan masalah baru seperti kemacetan arus lalu lintas, karena setiap lokasi yang dijadikan tempat perajin membuka pelayanan jasa memotong, membentuk, dan mengasah batu fosil menjadi batu akik selalu ramai dikunjungi pemburu barang tersebut.

Melihat kondisi tersebut mendorong Gubernur Suamtera Selatan Alex Noerdin dan Plt Wali Kota Palembang Harno Joyo mencari solusinya dengan berencana membuat pasar khusus bagi perajin batu akik atau pasar khusus yang memfasilitasi pertemuan antara pedagang dengan penggemar hobi tertentu.

Salah seorang perajin batu akik Rifki mengatakan, dalam kondisi masyarakat "demam" batu akik sekarang ini, dia berupaya memanfaatkan momentum tersebut membuka usaha pelayanan jasa memproses batu fosil menjadi batu akik yang bisa dijadikan cincin, gelang, dan aksesoris lainnya.

Usaha tersebut awalnya dimulai dengan memanfaatkan keterampilan memotong batu dan mengasahnya menjadi batu cincin untuk dipakai sendiri di halaman samping rumah yang terletak di pinggir jalan utama menuju kawasan permukiman penduduk Maskarebet KM 11 Palembang.

Kemudian satu persatu tetangga yang awalnya hanya melihat proses pembentukan batu akik mulai tertarik dan meminta dibuatkan juga dan terus berkembang hingga akhirnya kini dikenal luas oleh masyarakat sekitar permukiman ini sebagai tempat usaha kerajinan batu akik.

Untuk membentuk batu akik, menurut Rifki dikenakan biaya jasa pemotongan dan pengasahan batu berkisar Rp25.000 hingga Rp40.000 per buah tergantung bentuk dan ukurannya, sedangkan beberapa hasil karyanya yang sudah diolah dan siap diikat menjadi cincin dan bentuk perhiasan lainnya dijual berkisar Rp150.000 hingga Rp7,5 juta per buah.

Penghasilan yang diperoleh khusus dari palayanan jasa pembentukan dan pengasahan batu tersebut lumayan besar, setiap harinya minimal Rp250.000. Sementara mengenai rencana pemerintah daerah setempat untuk membuat pasar khusus batu akik, sangat menyambut baik sehingga hasil karya perajin kampung seperti dirinya bisa dikenal lebih luas, terhimpun dalam satu tempat, dan mudah melakukan pemasaran dengan harga jual yang tinggi, ujar perajin batu akik itu.

Selain perajin batu akik, sejak semakin banyaknya masyarakat menggemari koleksi barang tersebut, perajin cincin dan perhiasan juga mendapat berkah. Perajin cincin dan perhiasan di Kota Palembang, kewalahan menerima pesanan karena terjadi peningkatan yang cukup tinggi permintaan pembuatan cinicin untuk mengikat batu akik.

"Sejak maraknya masyarakat menggemari koleksi batu akik dalam satu tahun terakhir, permintaan pembuatan cincin terutama berbahan baku perak dan swasa mengalami peningkatan sehingga dengan berat hati banyak pesanan yang ditolak," kata salah seorang pengrajin cincin dan perhiasan Alpian.

Menurut dia, setiap hari terdapat beberapa penggemar batu akik yang meminta dibuatkan cincin untuk mengikat batu akik. Permintaan pembuatan cincin tersebut tidak bisa dipenuhi semuanya karena pesanan sekarang ini masih banyakyang belum selesai, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement