Jumat 06 Feb 2015 09:00 WIB

Mayarakat Indonesia Golongan Penabung Paling Antusias

 Nasabah mendaftar tabungan haji di Mandiri Syariah, Jakarta Pusat, Kamis (2/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Nasabah mendaftar tabungan haji di Mandiri Syariah, Jakarta Pusat, Kamis (2/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dari Nielsen Global Survey menjelaskan hasil risetnya terhadap konsumen di Indonesia, diketahui mayoritas masyarakat cenderung mengalokasikan uangnya untuk disimpan atau ditabung.

"Lebih dari dua per tiga responden, atau sekitar 70 persen mengatakan akan menggunakan kelebihan uangnya untuk ditabung," kata Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin di Jakarta, Jumat (6/2).

Masyarakat Indonesia termasuk dalam golongan penabung yang paling antusias, karena mayoritas memilih menabung, lebih tinggi jika dibandingkan dengan skala global 48 persen, dan Asia-Pasifik 62 persen, menurutnya.

Selain menabung, masyarakat juga ingin mengalokasikan kelebihan uangnya untuk berlibur dengan persentase sekitar 40 persen, sedangkan sepertiga responden atau sekitar 32 persen ingin berinvestasi di saham atau reksadana.

"Meskipun menurun dibanding kuartal sebelumnya, riset terakhir ini menunjukan konsumen di Indonesia tetap merencanakan masa depan finansial mereka dengan penuh perhitungan," kata Agus.

Dia berpendapat, jika semakin banyak masyarakat yang menginvestasikan atau menabung kelebihan uang mereka, maka akan mendorong permintaan yang lebih tinggi terhadap layanan finansial dan perbankan.

Agus menambahkan, metode riset yang digunakan menggunakan pilihan ganda tertutup, sehingga bisa memberikan hasil yang lebih beragam terhadap kecenderungan konsumen dalam aksi finansialnya.

Lebih lanjut, apabila dibandingkan dengan hasil riset pada skala Asia-Pasifik, terdapat perbedaan pada urutan ketiga yaitu lebih memilih untuk membeli pakaian baru sebesar 40 persen, berbeda dengan konsumen Indonesia yang ingin berinvestasi.

Selain itu, konsumen Indonesia juga memiliki keinginan untuk membeli gadget atau produk teknologi terbaru sebagai pilihan dalam mengalokasikan kelebihan uang mereka.

"Di Indonesia, ketertarikan masyarakat terhadap gadget masih sangat tinggi. Sekitar 30 persen responden menganggap itu perlu, dan hasilnya menunjukan kenaikan dari kuartal-kuartal sebelumnya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement