Kamis 05 Feb 2015 19:45 WIB

Pencari Batu Akik Diharap Jaga Lingkungan

  Batu akik mentah di ITC Kebonkalapa, Kota Bandung, Ahad (14/9). (Republika/Edi Yusuf)
Batu akik mentah di ITC Kebonkalapa, Kota Bandung, Ahad (14/9). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengajak seluruh pencari batu akik agar tetap menjaga dan tidak merusak lingkungan.

"Saya berharap pencarian batu akik tetap dilakukan secara tradisional dan tidak merusak kawasan hutan," kata Wagub Aceh di Aceh Tengah, Kamis (5/2).

Ia menjelaskan kekayaan sumber daya alam berupa batu alam merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah penghasil khususnya.

"Batu alam yang ada memang sebuah penghasil ekonomi baru bagi masyarakat, tapi dalam mengambilnya tetap jangan sampai merusak lingkungan," katanya di sela-sela Pengukuhan pengurus organisasi masyarakat Front Pembela tanah Air (PETA) Aceh Tengah Periode 2015-2020.

Ia mengatakan kekayaan batu alam Aceh yang berlimpah di beberapa kabupaten/kota merupakan sebuah rahmat yang harus dikelola dengan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Menurut dia, batu yang terdapat di provinsi berpenduduk sekitar 4,5 juta jiwa itu bukan jenis giok dan cempaka, tapi masih banyak jenis lainnya seperti kecubung, lavender, lumut, belimbing, delima dan sebagainya.

Ia mengatakan semua jenis batu yang memiliki banyak keindahan dan menyimpan banyak pesona khususnya dari Tanah Rencong, kini banyak diburu oleh pecinta batu di Indonesia.

Muzakir menambahkan dalam beberapa lomba, batu asal provinsi berjulukan "Serambi Mekkah" itu kerap menjadi sebagai pemenang dalam kontes tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement