REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku berjudul 'Saatnya aku Belajar Pacaran' karya Toge Aprilianto, dinilai mengajarkan pembacanya melakukan zina. Menurut Dewan Dakwa Islam Indonesia (DDII), peredaran buku ini bertentangan bahkan mengejek slogan Revolusi Mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Ustaz Syuhada Bahri mengatakan harusnya Jokowi selaku presiden marah atas beredarnya buku ini. Hal ini, karena peredaran buku ini bertentangan dengan tagline Jokowi yang ingin melakukan revolusi mental.
"Ini seperti penghinaan buat revolusi mental nya Jokowi," ujarnya, Rabu (4/2).
Bagi Syuhada pemaknaan akan arti revolusi mental yakni mengubah moral dan mental bangsa agar tak terjerumus dengan perbuatan dosa dan juga maksiat. Menurutnya buku yang beredar saat ini justru mengajak orang melakukan perbuatan dosa dan zina.
Ia berharap Jokowi tidak lupa dengan janji selama masa kampanyenya dulu. Dengan mengeluarkan slogan revolusi mental harusnya Jokowi juga berkomitmen dengan penataan moral bagi remaja Indonesia.
"Saya selaku rakyat menagih janji pak Jokowi," tegasnya.
Saat ini, Toge sudah menyatakan perminataan maafnya karena bukunya menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat. Dalam permintaan maaf yang diposting di laman Facebook pribadinya, Toge berjanji akan segera menghentikan penjualan buku tersebut.
Selain itu dirinya juga akan mengembalikan uang hasil penjualan buku itu jika ada masayarakat yang ingin mengembalikan buku itu pada dirinya.