Rabu 04 Feb 2015 02:35 WIB

Akademisi: Serang KPK dan Jokowi, PDIP Harus Ubah Komunikasi Politiknya

Rep: C05/ Red: Winda Destiana Putri
PDIP
PDIP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi PDIP yang vokal dalam 'menyerang' KPK dan Jokowi bisa menjadi bumerang bagi PDIP sendiri. Menurut para akademisi, PDIP harus mengubah gaya komunikasinya agar elektabilitas partai tersebut tidak turun.

Agung Baskoro, Peneliti dari Pol Tracking Institute menyebutkan gaya komunikasi yang diperagakan oleh PDIP saat ini cenderung membuat rakyat tidak bersimpati. Hal ini, terlihat dari statemen yang dikeluarkan beberapa tokoh PDIP yang cenderung menyerang KPK dan juga Presiden Jokowi. Menurut dia saat ini publik cenderung pro pada KPK.

"Harusnya PDIP bisa menangkap pesan publik ini," kata dia, Selasa (3/2).

Dia menyebutkan jika PDIP tidak mengubah gaya komunikasi, hal ini berdampak pada elektabilitas partai itu. Agung menyebutkan bisa saja nanti rakyat kecewa dan pada akhirnya tidak memilih partai itu di pemilu yang akan datang.

"Justru yang harus dilakukan sekarang adalah PDIP mengambil kembali hati rakyat," kata dia.

Sebelumnya dalam beberapa pemberitaan yang ada di media tampak beberapa tokoh seperti Efendi simbolon dan juga Hasto Kristianto menunjukkan sikap yang menyerang KPK dan Juga Jokowi.

Hasto misalnya, dia membuka info ke publik terkait keterlibatan Abraham Samad yang terlibat dalam lobi politik ke PDIP dalam rangka mengincar kursi Cawapres pada pemilu lalu. Sedangkan Efendi Simbolon juga bersuara mengkritik bahwa orang terdekat Jokowi yang cenderung memberikan masukan yang tidak tepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement