REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Operasi pencarian dan evakuasi tim SAR Makassar tidak hanya mendatangkan dua kapal SAR, satu unit "sea rider", dan satu pesawat CASA C-212 TNI AU, tetapi nelayan lokal juga dikerahkan untuk membantu mengobservasi perairan Sulawesi.
Siaran pers maskapai penerbangan AirAsia Indonesia yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan kapal dan pesawat serta nelayan lokal telah dikerahkan untuk mengobservasi wilayah perairan Majene, Sulawesi Barat, dan Pinrang, Sulawesi Selatan.
Rilis itu menyebutkan pada Kamis (29/1) malam dan Jumat (30/1) pagi, penduduk lokal kembali menemukan tiga jenazah tambahan yang diduga penumpang QZ 8501 di dekat bibir pantai Majene dan Pinrang.
Selain itu, nelayan lokal pun kembali menemukan benda-benda yang diduga barang-barang pribadi milik penumpang dan serpihan pesawat QZ 8501.
Sementara itu, di Surabaya tim "Disaster Victim Identification" Kepolisian Republik Indonesia (DVI Polri) pada Jumat (30/1) mengumumkan bahwa tiga jenazah telah berhasil diidentifikasi sebagai: Jasmine Rose Ann Santiago (wanita), Gusti Ayu Made Keisha Putri (wanita), dan Gusti Ayu Putriyan Permata (wanita).
AirAsia Indonesia secara resmi telah menyerahkan ketiga jenazah kepada keluarganya masing-masing pada Jumat (30/1) siang.
Sampai dengan Jumat (30/1), Basarnas mengonfirmasi telah mengevakuasi sebanyak 76 penumpang dimana 60 jenazah telah teridentifikasi oleh tim DVI POLRI, 14 jenazah masih dalam proses identifikasi dan 2 jenazah belum tiba di RS Bhayangkara, Surabaya.
AirAsia juga ingin menghimbau masyarakat untuk hanya mengacu pada informasi yang diberikan secara resmi oleh Basarnas dan DVI POLRI untuk mengetahui perkembangan pencarian, evakuasi, dan identifikasi penumpang QZ 8501.