REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Para pelaku sektor pariwisata di Bali menyambut positif rencana pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata untuk mendanai promosi pariwisata Bali sebesar Rp 100 miliar tahun ini.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, I Ketut Ardana mengatakan, dana tersebut salah satunya dialokasikan untuk event terbesar Bali Beyond Travel Fair (BBTF) tahun ini.
"BBTF sendiri membutuhkan anggaran dana hingga Rp 23 miliar dengan target penjualan Rp 13 triliun," kata Ardana kepada Republika, Jumat (30/1).
BBTF akan mendatangkan buyers dan sellers dari seluruh dunia untuk merasakan pengalaman berwisata di berbagai destinasi pariwisata di Indonesia. Ardana optimistis target Bali untuk mendatangkan empat juta wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini bisa tercapai. Sementara sisa pendanaan akan digunakan untuk program-program pariwisata prioritas di Pulau Dewata.
Pelaku pariwisata berharap tak hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah juga memberi perhatian lebih untuk promosi pariwisata di Bali. Pasalnya promosi merupakan hal utama yang harus dilakukan secara berkesinambungan untuk mendukung target pencapaian 20 juta wisman secara nasional pada 2019.
Ardana mencontohkan, Pemerintah Provinsi Bali awalnya menganggarkan bantuan dana Rp 1,5 miliar untuk BBTF 2015. Dana tersebut kemudian dikurangi hanya menjadi Rp 875 juta. Pemerintah daerah terkesan menyerahkan urusan promosi wisata di Bali sepenuhnya kepada asosiasi atau pelaku pariwisata saja.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan selain Bali, ada dua wilayah lain yang mendapat kucuran dana terbesar tahun ini, yaitu Jakarta dan Batam.
Bali mendapatkan prioritas utama sebab provinsi ini menjadi penyumbang wisman sekaligus devisa terbesar di Indonesia dari tahun ke tahun. Dari total 9,4 juta wisman yang datang ke Indonesia tahun lalu, sebanyak 3,5 juta wisman di antaranya berkunjung ke Bali.
"Pemerintah mengalokasikan 40 persen dana promosi tahun ini ke Bali, sisanya Jakarta (35 persen) dan Batam (25 persen)," kata Arief dijumpai terpisah.
Khusus Bali, pemerintah menyasar wisman utama Australia dan Cina yang dominan berkunjung. Konsekuensinya, pemerintah pusat dan pihak terkait di Bali harus melakukan promosi yang intensif dikedua negara tersebut dibandingkan negara lainnya.