Kamis 29 Jan 2015 22:17 WIB

Kopassus Usulkan PT Pindad Daur Ulang Amunisi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah prajurit Kopassus mengikuti defile di upacara HUT ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Selasa (7/10).
Foto: Antara
Sejumlah prajurit Kopassus mengikuti defile di upacara HUT ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Selasa (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Komando Pasukan Khusus (Kopassus) mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad, Kamis (29/1). Dalam kunjungan tersebut, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo, menyarankan agar PT Pindad melakukan efisiensi amunisi. Yakni, dengan melakukan daur ulang amunisi.

‘’PT Pindad, bisa melakukan penghematan dalam memproduksi amunisi. Pindad mungkin bisa mempertimbangkan, dengan sistem reload,’’ ujar Doni kepada wartawan. Menurut Doni, amunisi yang sudah digunakan dalam latihan sebaiknya di daur ular.

Karena, dalam kondisi ini khawatir bisa jatuh ke orang yang tak bertanggung jawab dan digunakan kelompok tertentu. Mendaur ulang amunisi bekas latihan, jauh lebih efisien, dibandingkan dengan peleburan. Jadi, Pindad harus mengusahakan bagaimana slongsongan 100 persen kembali ke PT Pindad.

‘’Di Korea, amunisi bekas latihan harus 100 persen kembali ke pabriknya. Kalau tidak, latihannya tak akan beres-beres,’’ katanya.

Masukan lainnya, kata dia, ke depan diharapkan PT Pindad bisa membagi dan menentukan amunisi.Yakni, ada perbedaan amunisi untuk latihan pertandingan dan kepentingan droper (latijan prajurit melakukan infiltrasi dari suatu tempat ke tempat tertentu). Selain itu, Pindad diharapkan bisa lebih meningkatkan kualitas yang baik jadi tak terjadi kecelakaan dalam latihan.

‘’Produk Pindad, kualitasnya terus meningkat. Terutama, dari aspek keamanan dulu ada kejadian mengalami kecelakaan akibat amunisi tapi sekarang tak ada lagi,’’ katanya.

Sementara menurut Dirut PT Pindad, Silmy Karim, Pindad sengaja mengundang konsumen user agar bisa mendapatkan masukan saran secara langsung. Terkait usulan Kopasus untuk mendaur ulang amunisi, Silmy mengatakan Hal tersebut baik, semangatnya tapi perlu ada suatu proses.

Kebutuhan amunisi sendiri, kata dia, dalam setahun idealnya setiap prajurit membutuhkan 1.500 butir. Jumlah prajurit saat ini sekitar 450 ribu artinya, kebutuhan pertahun untuk prajurit di Indonesia 600-700 juta.

Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan kapasitas untuk kurun waktu tertentu. Agar bisa terus siaga, memenuhi kebutuhan Kemhan dan TNI/Polri. ‘’Dan ini bukan hanya dari sisi kapasita tapi kualitasnya juga. Ke depan akan menjalin kerja sama dengan beberapa mitra dari luar negeri untuk transfer teknologi amunisi kaliber besar,’’ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement