Kamis 29 Jan 2015 14:28 WIB

Penjaga Perdamaian yang Tewas di Libanon Adalah Tentara Spanyol

Rep: C84/ Red: Julkifli Marbun
Bendera Lebanon
Foto: bestourism,com
Bendera Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy mengonfirmasi kebenaran kabar tentang tewasnya seorang tentara Spanyol di Libanon. Francisco Javier Soria Toledo namanya.

Departemen Pertahanan Spanyol mengatakan kepada RIA Novosti bahwa tentara yang berusia 36 tahun itu bertugas di Cordoba, Spanyol, sebelum pada akhirnya dipindahkan ke Libanon sejak November 2014 untuk bergabung bersama Pasukan Sementara PBB di Libanon dalam misi penjaga perdamaian di Libanon selatan.

Toledo harus mengakhiri hidupnya pada Rabu (28/1) kemarin menyusul baku tembak yang terjadi antara Israel dan Libanon menghampiri dirinya.

"Duka cita yang mendalam dari saya atas kematian tentara Spanyol di Libanon. Simpati dan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat korban," kicau Rajoy lewat akun Twitter resminya, dilansir Sputnik, Kamis (28/1).

Insiden ini muncul setelah Angkatan Pertahanan Israel meluncurkan setidaknya 25 serangan di Shebaa Farms di wilayah Lebanon yang diduduki Israel sebagai jawaban terhadap serangan Hizbullah pada konvoi militer Israel.

Ketegangan di sepanjang perbatasan utara Israel meningkat pada (18/1) ketika sebuah helikopter Israel dilaporkan telah menembakkan rudal di dekat kota Suriah Quneitra, yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan.

Serangan tersebut diklaim telah menewaskan enam orang termasuk Imad Mughniyeh, putra almarhum komandan militer Hizbullah. Hizbullah berjanji akan membalas serangan Israel tersebut.

Hizbullah sendiri merupakan partai politik Lebanon Syiah dan kelompok militan yang didirikan pada 1980 untuk menentang pendudukan Israel di Libanon. Hal inilah yang membuat Hizbullah dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement