REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri, menimbulkan polemik bagi rakyat Indonesia, tak terkecuali pelajar. Puluhan pelajar dari berbagai sekolah muhammadiyah di Jakarta bersama dengan Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) mendatangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Senin (26/1).
“Sebagai bagian dari bangsa ini kami selaku pelajar Muhammadiyah merasa prihatin dengan kasus perseteruan yang melibatkan dua institusi penegak hukum di Indonesia, untuk itu kami hadir ingin memberikan dukungan moral kepada KPK,” ujar Koordinator lapangan Riko Basrikoto, dalam keterangan pers yang diterima ROL, Rabu (28/1).
Aksi yang diawali dengan long march sampai ke gedung KPK tersebut juga diikuti Ketua Umum PP IPM Muhammad Khoirul Huda. Menurut Khoirul, IPM mendukung agar KPK terus fokus bekerja memberantas korupsi tanpa harus terpengaruh intervensi dari pihak manapun. Selain itu, IPM mendesak Presiden Jokowi untuk bersikap tegas menyikapi polemik yang terjadi pada dua institusi yang menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi tersebut. “Korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan yang sangat keji, karena korupsi anggaran yang seharusnya digunakan untuk membangun infrastuktur pendidikan, membiayai pelajar, dan gaji guru menjadi tidak optimal, begitu pula dengan sektor lainnya sehingga IPM mendukung untuk penegakkan hukum yang tegas bagi koruptor, maka institusi hukum di Indonesia harus kuat, kami mengecam pelemahan terhadap KPK” ujar Khoirul Huda.
Puluhan pelajar tersebut membawa spanduk, bendera, dan tulisan untuk mengajak masyarakat agar peduli dan ikut memberikan dukungan moral kepada KPK. Di akhir aksinya sebagai wujud kepedulian dan dukungan pelajar untuk KPK, IPM menyerahkan bunga mawar kuning kepada perwakilan KPK. “Bunga mawar kuning melambangkan persahabatan yang tinggi dan kekeluargaan, KPK adalah sahabat dan keluarga rakyat juga sahabat dan keluarga pelajar,” imbuhnya.