REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Badan SAR Nasional (Basarnas) menerapkan skenario khusus setelah termin pertama proses pencarian dan evakuasi Air Asia QZ8501.
''Dari tanggal 17 hingga 27 Janari, jadi sudah 10 hari, unsur TNI telah menjalankan tugas dari kami atau menjalankan opsi pertama, dengan hasil tambahan 17 jenazah yang ditemukan. Untuk badan pesawat, sudah coba diangkat, tapi belum berhasil,'' ujar Kabasarnas Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo, Rabu (28/1).
Ia menjelaskan, unsur TNI telah menjalankan opsi dan skenario pertama dari tiga opsi yang telah disiapkan Basarnas pada saat melakukan kunjungan ke Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada 17 Januari lalu.
Keputusan untuk menarik unsur TNI, lanjut Soelistyo, berdasarkan sudah tidak ditemukannya jenazah korban dalam dua hari terakhir. Selain itu, unsur TNI juga telah memastikan sudah tidak ada jenazah di dalam badan pesawat. Belum lagi dengan kondisi badan pesawat yang sudah cukup parah.
''Maka diputuskan unsur TNI ditarik ke homebase untuk melakukan konsolidasi,'' ujar Soelistyo.
Untuk itu, Basarnas akan kembali menjalankan skenario kedua, yaitu Basarnas akan dibantu dengan potensi SAR yang ada bakal melanjutkan operasi evakuasi Air Asia QZ8501.
Potensi SAR ini termasuk dalam pengerahan penyelam-penyelam tradisional. Selain itu ada pula opsi ketiga dengan pengerahan kekuatan SAR dari Batam, Kepulauan Riau.
''Operasi akan dilanjutkan oleh Basarnas dan potensi SAR yang ada kecuali dari unsur TNI. Tapi saya pastikan, kualitas tim gabungan akan tetap sama,'' ujarnya.
Soelistyo menyebutkan, hingga hari ke-30 operasi pencarian dan pertolongan Air Asia QZ8501, Basarnas telah berhasil mengevakuasi 70 jenazah korban pesawat rute Surabaya-Singapura itu.
''Masih ada 92 korban yang masih belum berhasil ditemukan dan tujuan utama misi ini adalah mencari korban,'' tutur perwira bintang tiga TNI AU itu.