REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penarikan pasukan TNI Angkatan Laut dalam proses pencarian korban pesawat Air Asia QZ8501 bukan untuk menghentikan upaya pencarian jasad penumpang pesawat yang hilang sejak 28 Desember 2014 lalu.
"Ini bukan penghentian, tetapi kita perlu melakukan konsolidasi untuk membicarakan kebutuhan apa saja yang harus disiapkan untuk melakukan pencarian kembali, mengadakan evaluasi pencarian selama satu bulan ini. Bukan berhenti mencari," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, Rabu (28/1).
Manahan menjelaskan, saat ini fokus pasukan adalah mencari sisa jasad korban yang belum ditemukan. Terkait pengangkatan badan pesawat, ia memastikan tidak mungkin dilakukan karena kondisi badan pesawat sudah mengalami kerusakan dan rapuh.
Saat ini, total jenazah yang berhasil dievakuasi ada 70 orang. Sehingga ada sekitar 85 orang lagi masih belum ditemukan. Manahan menilai, kemungkinan yang belum ditemukan kondisinya sudah sulit untuk diidentifikasi serta berada di dasar laut.
"Adanya korban yang masih tersisa kemungkinan tubuhnya sudah rusak, dan sulit ketika harus diidentifikasi. Selain itu, kemungkinan dari jumlah tersebut sudah ada yang terbawa arus laut," tambah Manahan.
Manahan juga menilai, melihat grafik temuan jenazah yang selama ini dilakukan, semakin mendekati sebulan masa pencarian semakin sedikit jenazah yang bisa ditemukan. Manahan menilai, dengan kondisi seperti ini dimungkinkan tidak ada lagi jenzah yang berada disekitar badan pesawat.