REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Aktivis 78 Muhammad Hatta Taliwang sebut tim independen masih belum netral. Ia menyebutkan beberapa nama dalam tim tujuh tersebut masih pro ke KPK. Beberapa nama menurut Hatta yang pro ke KPK adalah mantan Wakapolri Oegroseno dan dua mantan petinggi KPK, Ery Riyana Harjapamengkas dan Tumpak Hatorangan.
Katanya, walaupun berasal dari kepolisian. Mantan wakapolri Oegroseno terlihat memihak ke KPK. Ia selalu menyudukan polri dalam beberapa kasus seperti kasus Budi Gunawan. Sedangkan nama Ery Riayana dan Tumpak Hatorangan sudah jelas berat ke KPK sebab berasal dari KPK.
Ia khawatir, tim independen dalam menentukan hasil saat mengusut kasus KPK dan Polri akan berat sebelah. “Bisa jadi hasilnya akan berat ke KPK,” ujar Hatta Taliwang Selasa (27/1)
Hatta Taliwang menyebutkan, hanya beberapa orang yang dinilai netral dalam tim tujuh bentukan Joko Widodo tersebut. Seperti, mantan ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie dan pengamat hukum internasional Hikmahanto Juwono.
Sedangkan Ahmad Syafii Maarif harusnya sudah tidak diikutsertakan dalam tim independen. Sebab Syafii Maarif adalah ulama besar yang tidak seharusnya dirusak dengan kasus-kasus tersebut. Namun, posisi Ahmad Syafii Maarif bisa saja menjadi penasehat dalam tim.
Ia juga mengatakan, presiden harusnya lebih banyak lagi mengenal nama-nama besar yang lebih netral untuk mengusut kasus KPK dan Polri. Sebagai orang baru dalam panggung nasional, Presiden jangan terlalu banyak mendengarkan usulan-usulan dari beberapa pihak untuk menuntaskan kasus KPK dan Polri. Selain itu tujuh nama dalam tim independen tersebut sangat akrab di media masa.