Selasa 27 Jan 2015 10:50 WIB

MUI Sesalkan Penayangan Penggerebekan Teroris di Televisi

 Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menyesalkan tayangan penggerebekan kelompok teroris oleh pihak kepolisian yang disiarkan di stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu.

"Lembaga penyiaran perlu memperhatikan mana yang layak ditayangkan dan mana yang tidak. Penayangan itu menyebabkan masyarakat menjadi imun. Masyarakat menganggap terorisme sebagai tontonan biasa," katanya dalam surat elektronik yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (27/1).

Cholil mengingatkan pemberantasan terorisme tidak cukup dengan menangkap dan mengadili para teroris. "Tidak cukup sekedar mengatasi teorisnya, tetapi juga yang terpenting adalah "isme"-nya," katanya.

Sebelumnya dalam acara bedah buku "Al Qaeda: Kajian Sosial Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya" karangan As'ad Said Ali di kampus UIN Jakarta, Senin (26/1), ia mengatakan bahwa persolan "isme" atau ideologi yang mendorong orang untuk melakukan aksi teror itu yang perlu diatasi.

Para pelaku teror dan pihak-pihak yang merekrut para calon "pengantin" yang akan menjalankan aksi teror selalu mengaitkan aksi yang mereka lakukan dengan spirit agama Islam. Dikatakan, MUI senantiasa mengingatkan kepada masyarakat bahwa ideologi Islam yang diusung oleh para teroris hanyalah merupakan alat pembenar untuk melakukan berbagai tindak kejahatan terorisme.

Hadir dalam bedah buku itu sejumlah pakar dan pengamat terorisme antara lain Rumadi Ahmad, Asep Kususanto, dan Zainul Milal Bizawi. Dekan Fakultas Ushuludin UIN Jakarta Prof Dr Masri Mansoer saat memberikan pengantar mengatakan, diskusi buku "Al Qaeda" itu memberikan pesan kepada mahasiswa untuk berhati-hati dalam memilih organisasi kemahasiswaan agar tidak terjebak dalam jaringan terorisme internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement