REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), berencana mematenkan batu mulia asli daerah itu yang biasa disebut Lumuik Kandi atau Giok Kandi.
"Pemkab Solok Selatan berencana mematenkan produk batu mulai asli daerah ini Lumuik Kandi atau juga dikenal Giok Kandi serta lokasi batu tersebut. Hari ini staf saya akan berangkat ke Kementerian Hukum dan HAM untuk menanyakan bagaimana prosedurnya," kata Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Solok Selatan, Akhirman saat hubungi di Padang Aro, Senin (26/1).
Ia menyebutkan batu Lumuik Kandi atau Giok Kandi sudah terkenal sejak lama, bahkan sudah diperdagangkan hingga keluar daerah, seperti di pulau Jawa dan Sumatera Utara. Produk-produk kerajinan batu mulai yang mulai dihasilkan pengrajin Solok Selatan seperti batu akik atau cincin, liontin, gelang giok, dan asbak.
Ia menambahkan agar produk kerajinan batu mulai asli Solok Selatan ini semakin diminati, pihaknya juga telah mempromosikannya ke event-event nasional bahkan ke tingkat internasional seperti di pameran batu mulia internasional di Surabaya pada 2013 dan di Kementerian Perisdustrian pada 2014.
Pembinaan dan pelatihan para pengrajin batu mulia di daerah itu juga dilakukan. Seperti pada 2013, pemerintah setempat memfasilitasi 15 orang pengrajin daerah itu untuk mengikuti latihan di Bandung, Jawa Barat. Selain itu, katanya, pihaknya merencanakan membentukan pusat kerajinan batu mulia di Pasar Modern Padang Aro.
"Di pusat kerajinan ini nantinya pengunjung bisa melihat mulai dari pengolahan hingga produknya," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Solok Selatan, Amril Bakri menyebutkan batu-batu mulai tersebut bisa diperoleh di sepanjang sungai yang memiliki potensi emasnya. Sementara untuk Lumuik Kandi berada di daerah Kandi. "Untuk potensi di daratan belum terdeteksi," tambahnya.
Ia menyebutkan pihaknya saat ini belum memiliki detail daerah-daerah potensi batu mulia tersebut. "Yang ada saat ini baru database secara umum, untuk detailnya kami belum memiliki sehingga belum bisa memetakannya," jelasnya.
Ia menyebutkan pihaknya sejak 2014 telah berupaya memasukan survei lokasi batu mulia itu agar bisa dipetakan secara detail ke dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah, namun anggaran yang diajukan belum disetujui.
"Dari provinsi juga mendorong agar potensi ini segera dipetakan," katanya.