REPUBLIKA.CO.ID,KARO--Warga korban letusan gunung Sinabung lebih dari setahun tinggal di barak pengungsian.
"Nggak betah. Disini kotor, ribut, bau, banyak nyamuk," kata warga desa Simacem, kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Tika Br Karo (18 tahun), Senin (26/1).
Saat ditemui Republika di barak pengungsian Universitas Karo (UKA), Karo, Sumatra Utara, terlihat ia jenuh. Selian itu di tempat pengungsian itu, berkumpul pula ribuan orang dari berbagai usia mengisi ruang-ruang kelas UKA.
Kebisingan pun bertambah dengan keberadaan ratusan anak kecil di kamp pengungsian yang tak henti berlarian.
Namun, itu semua akan berkurang pada awal bulan esok. Tepatnya pada tanggal 1 Februari 2014 para pengungusi di luar kawasan tiga kilometer dari lereng Sinabung akan dipulangkan.
"Iya, tanggal satu (Februari) nanti, sebagian disuruh kembali ke rumah mereka," ujar Tika.
Namun, Tika tidak bisa kembali. Karena rumah dia telah menjadi jalur aliran lahar dingin gunung Sinabung.
Seluruh warga desanya yang semula tinggal di desa Bakerah dan desa Suka Meriah akan direlokasi di tempat baru. Namun, dia tidak mengetahui pasti, kapan relokasi akan segera dimulai.
“Kami ingin segera dipindah lah bang, biar mamak bisa berkebun lagi. Kalau di sini (pengungsian) nggak bisa," katanya.