Sabtu 24 Jan 2015 20:59 WIB

MPR: Guru Harus Hidup Layak!

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Maman Sudiaman
Wakil Ketua MPR Oeman Sapat Odang mengadakan pertemuan dengan Mendikbud Anies Baswedan di Ruang Pertemuan VIP Room Bandara Minangkabau, Sumatra Barat, Sabtu ( 24/1) siang
Foto: Muhammad Subarkah/Republika
Wakil Ketua MPR Oeman Sapat Odang mengadakan pertemuan dengan Mendikbud Anies Baswedan di Ruang Pertemuan VIP Room Bandara Minangkabau, Sumatra Barat, Sabtu ( 24/1) siang

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang menegaskan nasib guru harus terus diperjuangkan. Sebab, pada kenyataannya kondisi mereka sampai kini masih memprihatinkan. Bahkan di berbagai daerah masih banyak ditemukan para guru yang dibayar jauh di bawah kondisi yang layak.

''Bayangkan ada guru di daerah terpencil, lulusan sarjana, dibayar Rp 200 ribu per bulan. Jelas ini jauh dari layak. Seorang buruh misalnya di daerah kan mendapat upah Rp 1,75 juta per bulan, tapi ini seorang guru yang membuat pintar anak bangsa ini kok dibayar Rp 200 ribu saja. Nah, saya berjanji akan perjuangan nasib para guru yang seperti itu,'' kata Oesman Sapta, pada acara pembukaan 'Konkernas II PGRI Tahun 2015 di Padang, Jumat (23/1) malam.

Pada acara itu Oesman menegaskan, MPR memang punya kewajiban untuk memperjuangan perbaikan nasib para guru yang kini jumlahnya sekitar 3,2 juta orang itu.Ini karena nasib bangsa ke depan memang berada di atas pundak mereka. Lestarinya bangsa ke depan tergantung juga pada semakin sejahteranya nasib para guru.

''Ke depan MPR juga akan menggandeng guru atau melakukan MOU dengan para dalam menyosialisaikan pilar negera (empat pilar). Peran guru sangat penting karena merekalah yang berinteraksi langsung dengan generasi penerus yang kini menjadi siswa sekolah. Bila para guru yang mensosilasikan 'empat pilar' itu maka kami yakin akan efektif, '' kata Oesman lagi.

Kesiapan untuk memperjuangkan nasib guru, kemudian dibuktikan Wakil Ketua MPR ini ketika bertemu langsung dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. Dalam pertemuan informal di 'VIP Room' Bandara Minangkabu, Oesman meminta agar nasib guru diperhatikan secara serius oleh pemerintah.

''Kami minta kepada Pak Menteri agar tak ada lagi gaji guru yang seperti itu, Rp 200 ribu per bulan. Kami minta agar nasig guru diperhatikan,''  ujar Oesman kepada Anies. Permintaan itu kemudian dijawab oleh Mendikbud dengan anggukan. Turut hadir pada pertemuan itu Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dan Ketua Umum PGRI Sulistyo.

Sebelumnya di acara pembukaan Konkernas, Ketua DPD Irman Gusman juga menyatakan hal yang sama. Menurut dia pemerintah harus terus memperhatikan nasib guru. Bahkan, dia menyatakan apa yang disuarakan para guru  yang tergabung dalam PGRI adalah suara DPD.

''Kami siap memperjuangkan aspirasi guru. Bila diawal kemerdekaan profesi guru adalah terhormat dan mulia, maka kondisi seperti itu sekarang juga hendaknya bisa terjadi,'' kata Irman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement