Jumat 23 Jan 2015 21:45 WIB

Samad: Ada Firasat Saat Terakhir Bertemu Bambang Widjojanto

Ketua KPK Abraham Samad (kanan) bersama Wakil Ketua Bambang Widjojanto memberikan keterangan terkait penetapan tersangka calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan di Gedung KPK Jakarta, Selasa (13/1). (Antara/Wahyu Putro A)
Ketua KPK Abraham Samad (kanan) bersama Wakil Ketua Bambang Widjojanto memberikan keterangan terkait penetapan tersangka calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan di Gedung KPK Jakarta, Selasa (13/1). (Antara/Wahyu Putro A)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menceritakan saat terakhir mereka sebelum Bambang Widjojanto ditangkap Bareskrim Polri pada Jumat pagi.

"Terakhir saya dan Pak BW (Bambang Widjojanto) sampai jam 10 malam, ketika beliau ingin menjenguk Abdee Slank. Saya memang sudah merasa firasat lain, saya bilang ke Pak BW 'saya temani anda'," kata Abraham dalam konferensi pers di gedung KPK Jakarta, Jumat (23/1).

Dalam konferensi pers tersebut hadir juga mantan pimpinan KPK Erry Riyana Hardjapamekas, M Jassin, Mas Achmad Santosa, mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Hussein serta sejumlah pegiat antikorupsi.

"Dan sesampainya di rumah sakit kita banyak bercerita, dan ada sesuatu hal yang menurut saya mungkin Pak BW sudah merasa bahwa akan menjadi target sama dengan saya. Ada hal-hal yang sangat sulit saya lupakan ketika dia bilang 'Pak Abraham ini malam mungkin malam terakhir buat kita'," kata Abraham dengan suara tercekat.

Abraham mengaku berangkat dari KPK pada Kamis (22/1) sekitar pukul 20.00 WIB. "Saya punya firasat lain, mobil saya menyusul. Saya satu mobil dengan Pak BW, dia bilang mungkin ini hari-hari terakhir kita, karena dia bilang 'Saya punya firasat antum kan dua kali diserang, saya belum, mungkin saya nanti gilirannya'," kata Abraham mengulang pernyataan Bambang.

Bambang bahkan mengatakan berkhayal bahwa keduanya lebih baik ditahan di Mako Brimob Depok bila keduanya dikriminalisasi. "Dia main-main sama saya, dia bilang 'Pak Bram, antum itu senangnya yang mana? Kalau kita dua-duanya ditahan kita ditahan di Markas Brimob saja supaya dekat dengan rumah saya, jadi istri saya bisa antar makanan ke saya, dan saya bisa kasih makanan saya ke anda,' tapi saya bilang antum jangan begitu kita masih butuh kamu, Pak BW pun mengatakan 'kita harus jaga kemungkinan terburuk," cerita Abraham.

Selanjutnya pada pagi hari, Abraham mengaku bahwa Bambang juga sudah menduga serangan akan datang kepadanya. Adnan Pandu Praja juga menyatakan bahwa Bambang sudah berkemas di kantornya. Sehingga karena penjelasan Pandu tersebut Bambang pun keluar rumah pada Jumat pagi tanpa pendamping.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement