Jumat 23 Jan 2015 17:10 WIB

Harga Cabai di Bandung Terjun Bebas

Rep: C80/ Red: Karta Raharja Ucu
Pasokan Cabai
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pasokan Cabai

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga cabai dengan berbagai jenis mengalami penurunan yang cukup tajam pascaturunnya harga BBM. Bahkan, hampir di semua tempat penjualan cabai, harganya turun hingga mencapai lima puluh persen.

Kondisi itu membuat pedagang merugi karena nilai kenaikan dengan penurunan harga tidak sesuai. Inan, salah seorang penjual cabai mengatakan, saat BBM naik, harga cabai hanya naik sebesar 10 persen.

Namun, ketika harga BBM turun, harganya anjlok hingga 30 sampai 50 persen. "Tidak seimbang antara kenaikan dengan dengan penurunan harga," katanya, saat ditemui di Pasar Sayati, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/1).

Inan mengatakan, saat ini harga cengek atau cabe rawit per kilo seharga Rp 50 ribu, padahal sebelumnya, harganya mencapai Rp 80 ribu. Sementara untuk cabai merah, yang sebelumnya harganya Rp 60 ribu, saat ini hanya Rp 30 ribu per kilo.

Hal serupa juga dialami Tuti, seorang pedagang sayuran yang mengeluhkan anjloknya harga cabai. Tuti mengatakan, harga cabai tanjung saat ini seharga Rp 24 ribu per kilo, padahal sebelumnya mencapai Rp 40 ribu per kilo.

"untuk harga sayuran memang semuanya turun, buncis saja yang sebelumnya Rp 14 ribu, sekarang hanya Rp 3 ribu," katanya.

Meskipun demikian, penurunan harga tidak berlaku bagi harga telur. Sebab, untuk telur saat ini justru mengalami kenaikan harga. Meskipun tidak terlalu tinggi, namun pedagang mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.

"Harga telur yang biasanya Rp 18-19 ribu, sekarang harganya Rp 22 ribu perkilo. Karena saya dapetnya dari Jawa, sudah gitu ongkosnya masih tinggi," kata Yayan, seorang pedagang telur yang juga berjualan di pasar Sayati.

Sementara, untuk daging sapi sendiri harganya stabil. Pasalnya, untuk harga daging sapi tidak terlalu berpengaruh terhadap naik atau tidaknya harga BBM. "Daging sapi saat ini di kisaran Rp 90 ribu sampai Rp 110 ribu per kilo, masih normal harganya," kata Bejo, salah seorang pedagang daging.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement