Jumat 23 Jan 2015 13:17 WIB

Menristek Dikti: Lebih Baik Buat Pesawat Kecil N-219

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Hazliansyah
Replika Pesawat N 219, produksi PT Dirgantara Indonesia
Foto: defense-studies.blogspot.com
Replika Pesawat N 219, produksi PT Dirgantara Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Ketiga RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N-250 setelah berdirinya PT Regio Aviasi Industri (RAI), kerjasama PT Ilthabi Rekatama milik putra sulung Habibie, Ilham Akbar Habibie dan PT Eagle Capital milik Erry Firmansyah.

Rencananya, Habibie ingin menggandeng Kemenristek, BPPT, PT DI dan lainnya dalam kerjasama dengan PT RAI.

Menanggapi hal itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, ia sudah bertemu Habibie untuk membicarakan rencana tersebut.

"Saya sudah bicara kepada beliau, kalau pesawat N-250 itu pesawat berkapasitas besar, saat ini yang dibutuhkan pesawat berkapasitas kecil untuk menjangkau kota-kota kecil di Indonesia," kata dia saat ditemui di kantornya, Jumat, (23/1).

Makanya, ujar Nasir, fokus pembuatan pesawat terbang di Indonesia saat ini pesawat berkapasitas kecil N-219. Pesawat ini bisa mengangkut 19 orang.

"Pesawat N-219 selain untuk terbang ke kota-kota kecil juga untuk daerah terpencil yang susah dijangkau dengan pesawat besar. Pesawat kecil sangat diperlukan untuk mempercepat distribusi,"katanya.

Untuk landing, terang Nasir, N-219 haya membutuhkan landasan sepanjang 600 meter. "Cukup pendek, tidak membutuhkan landasan sampai  satu kilometer," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement