REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan membantah adanya upaya pemerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) seperti yang disebutkan Rindi Yantika Sinulingga seperti yang diunggah melalui akun Facebooknya (FB), Indy BreFhi ChinuLingga.
Kabid Pendaratan dan Izin masuk, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Jayanta Surbakti menjelaskan bahwa karyawan imigrasi hanya menerima uang yang diselipkan oleh Rindi di dalam paspornya.
“Kalau pemerasan kami bisa katakan tidak ada,” kata Jayanta saat dihubungi Republika, di Medan, Kamis (22/1).
Namun pihaknya mengakui bahwa ada salah satu petugas imigrasi yang menerima uang yang diselipkan di dalam paspor oleh para TKI. “Kalau petugas kami ada yang menerima uang Rp 50 ribu itu, memang benar,” katanya.
Namun ia membantah, ada oknum imigrasi lain yang memeras calon TKI seperti yang diungkapkan Rindi. Pemerasan yang ditulis Rindi dalam akun facebooknya bukan dilakukan oleh petugas imigrasi.
Jayanta menuding, pemerasan dengan menggunakan surat berwarna merah jambu tersebut dilakukan oleh oknum lain. “Yang meminta uang bukan di imigrasi, tapi (pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) BP3TKI,” katanya.
Jayanta berani memastikan hal tersebut setelah mendapatkan form merah jambu yang ditulis Rindi merupakan form yang dikeluarkan resmi oleh BP3TKI. “Kami juga sudah mendapat form resmi yang dikeluarkan dari pihak BP3TKI Medan,” katanya.
Jayanta juga menyebut, petugas yang menerima uang Rp 50 ribu merupakan anggotanya. Namanya Andi Arzam. Dia petugas baru di imigrasi,” kata dia. Selain Andi, ada petugas lain yang bertugas di ruangan tersebut, bernama Dedit Satria Adyguna.
Pihak imigrasi Medan, kata dia, telah menjatuhkan hukuman tegas kepada Andi Arzam dan Dedit. Keduanya telah dinonaktifkan untuk sementara.
Sebelumnya, salah seorang TKI asal Medan bernama Rindi Yantika Sinulingga mengungkapkan dugaan adanya pemerasan di Bandara Kualanamu Medan. Dugaan itu disungkapkan melalui akun facebook bernama Indy BreFhi ChinuLingga.
Tidak hanya itu, Rindi juga mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan seorang petugas berseragam imigrasi yang melayani para calon TKI. Dalam video berdurasi satu menit 18 detik ini tampak sang petugas beberapa kali memasukkan sejumlah uang ke dalam laci yang diambil dari dalam paspor yang disodorkan TKI.
Dalam keterangan facebooknya, Rindi mengaku diperlambat untuk menyelesaikan masalah administrasi. Pelayanan baru dilanjutkan usai beberapa TKI lain menyerahkan sejumlah uang di dalam lipatan paspornya.
“Ternyata petugas imigration yang ada di dekat tempat chek in maunya uang,” tulis Rindi di dinding Facebooknya, Sabtu (17/1) lalu.