REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan jika Ketua KPK Abraham Samad sempat bertemu dengan petinggi PDIP dan Nasdem, untuk membicarakan peluangnya menjadi Wakil Presiden Joko Widodo, saat pilpres lalu.
Untuk membuktikan pernyataannya, Hasto membawa wartawan untuk mendatangi apartemen yang menjadi salah satu lokasi pertemuannya dengan Ketua KPK Abraham Samad. Apartemen tersebut adalah Capital Residence di Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan. Menurut Hasto, di apartemen tersebutlah ia bertemu dengan Abraham untuk pertama kali.
"Awal tahun 2014, kami dapat tawaran dari D1 untuk mengadakan pertemuan dengan AS. Kami dijanjikan bahwa pertemuan tersebut akan membahas hal-hal strategis," katanya, Kamis (22/1).
Ia mengatakan saat pertemuan perdana tersebut, ia diantar menuju suatu ruangan di mana Abraham telah menunggu di dalamnya. D1 yang menggagas pertemuan tersebut, saat itu menunjukkan momentum yang baik agar bisa bertemu dengan Abraham.
"Oleh karena itu, sejak itu D1 sering bertemu kami untuk melobi agar Abraham Samad bisa ikut proses pencalonan wapres," ujarnya.
Pada pertemuan kedua yang diadakan di lokasi yang sama, Hasto mengatakan Abraham ditemani oleh D2. Pertemuan saat itu, lanjutnya, ia dan Abraham membicarakan hal yang lebih jauh.
"Beliau mengatakan, untuk mengabdi kepada negara, posisi sebagai wapres adalah posisi yang sangat strategis. Saya laporkan setiap pertemuan tersebut pada Pak Jokowi mengingat ini hal yang sangat penting dan strategis," jelasnya.
Pada pertemuan ketiga di Yogyakarta, Hasto menjelaskan, dibuat skenario agar Abraham dapat bertemu dengan Jokowi. "Maka dirancanglah pertemuan di airport yang sebenarnya didesain. Dari situ kami merancang pertemuan detail di hotel bintang lima di Jogja," katanya.
Ia melanjutkan, pertemuan di bandara tersebut dilanjutkan lagi dengan pertemuan dengan Hendro Priyono dan beberapa orang yang ditunjuk menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi. "Untuk tanggal-tanggal pertemuan, akan kami akan serahkan ke komite etik KPK," ucapnya.
Pertemuan terakhir dengan Abraham, lanjut Hasto, terjadi pada 19 Mei. Saat itu merupakan batas akhir penetapan calon wakil yang akan mendampingi Jokowi. Setelah nama Jusuf Kalla keluar, ia pun diminta Jokowi untuk bertemu dengan Abraham untuk menyampaikan keputusan tersebut.
"Di apartemen ini, kita bisa melihat rekam jejak dari pertemuan-pertemuan itu. Kebeneran harus ditegakkan. Kami tidak akan melawan institusi justru kami ingin menyelamatkan roh KPK karena dengan kewenangan yang besar bisa disalahgunakan," jelasnya.