REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, menjelaskan jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501. Jonan mengatakan pesawat yang jatuh pada Ahad (28/12) tersebut sempat naik beberapa kaki sebelum hilang kontak.
"Jadi saya sudah jelaskan, pesawat itu naik beberapa feet dalam satu menit terus setelah itu turun ya pesawat turun dong," kata Jonan kepada wartawan di sela-sela rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, di Senayan, Rabu (21/1).
Namun, Jonan enggan menyebutkan adanya kesalahan teknis dalam detik-detik nahas sebelum pesawat tersebut jatuh. Dia meminta masyarakat menunggu investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Oh kalau itu tunggu KNKT. Enggak ada (arahan dari Air Traffic Control)," ujarnya.
Jonan juga membantah jika dia mengatakan pesawat Air Asia dalam posisi stall sebelum hilang kontak dan jatuh. Posisi stall adalah kehilangan daya angkat akibat aliran udara tidak mengalir mulus.
Istilah tersebut sering dipakai untuk aerofil pada sayap. Bilah-bilah kipas kompresor juga berupa aerofoil sehingga kompresor stall mengacu pada ketidakmampuan kompresor mengisap udara dengan baik sehingga menyebabkan ketidakseimbangan pasokan udara ke mesin.
"Saya enggak jelaskan itu stall. Kalau jatuh pasti jatuh, kalau enggak stall enggak jatuh dong," jelasnya.
Sebelumnya, pada rapat hari Selasa (20/1) di DPR, Jonan mengatakan berdasarkan data terakhir dari ATC, pesawat Air Asia QZ8501 tiba-tiba mengalami kecepatan tinggi hingga di ketinggian 6.000 kaki kemudian mendadak berhenti dan hilang kontak.
Jonan mengatakan kondisi tersebut tidak normal dan sangat jarang dialami pesawat. Biasanya pesawat komersial hanya naik hingga 1.000 sampai 2.000 kaki per menit.