Selasa 20 Jan 2015 14:12 WIB

Populasi Sapi Bali Meningkat

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sapi Bali, tak kalah dengan sapi impor.
Foto: iral-pena.blogspot.com
Sapi Bali, tak kalah dengan sapi impor.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Populasi sapi bali meningkat 55 ribu ekor tahun ini dari 478 ribu ekor pada 2013 menjadi 533 ribu ekor pada akhir 2014. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra mengatakan Bali siap mengeluarkan kuota 47 ribu hingga 50 ribu ekor sapi untuk mencukupi kebutuhan nasional tahun ini.

"Sepanjang tahun lalu, pemerintah lokal memang memperketat kuota distribusi sapi ke luar pulau. Tahun ini kita siap dengan 47 ribu ekor yang akan dikeluarkan, baik itu berupa daging sapi atau sapi hidup," kata Sumantra kepada Republika, Selasa (20/1).

Sepanjang tahun lalu, kata Sumantra, Bali memang memperketat kuota pengeluaran sapi ke luar pulau untuk mempertahankan populasi hewan ternak tersebut, serta menghindari pemotongan betina besar-besaran. Pasalnya, sebelum 2014, Bali selalu mengeluarkan kuota sapi berlebih dari kuota awal yang ditetapkan akibat tingginya permintaan pasar.

Sebagai contoh, pemerintah lokal pernah mengalokasikan distribusi sapi bali ke luar pulau dalam setahun sebesar 61 ribu ekor. Namun, realisasinya mencapai 75 ribu ekor. Akibatnya, populasi sapi bali turun drastis dari 637 ribu ekor pada 2011 menjadi 478 ribu ekor pada 2013.

Pada 2015, kuota sapi Bali yang berkisar 47-50 ribu ekor tersebut akan didistribusikan dalam dua semester, yaitu 20 ribu ekor semester pertama dan sisanya di semester kedua. Semester kedua lebih tinggi mengingat bertepatan dengan sederetan Hari Raya dan Tahun Baru.

Bali memiliki daya tampung untuk populasi sapi hingga 700 ribu ekor. Demi mendukung swasembada sapi nasional, Bali akan terus meningkatkan populasi sapinya. Salah satu caranya dengan menggandeng masyarakat setempat mengembangkan pola pembibitan rakyat.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan salah satu program unggulan Bali Mandara adalah Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri). Pemerintah lokal memberdayakan masyarakat ntuk mengelola sapi-sapi dalam naungan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). "Segala kesulitan akan kita bantu. Harapannya, simantri ini bisa mendongkrak kesejahteraan hidup petani," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement