Selasa 20 Jan 2015 12:21 WIB

Hutan Babel Rawan Terbakar

kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: Rony Muharrman/Antara
kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bangka Belitung (Babel) Syahrizal Tanjung, menyatakan kawasan hutan rawan terbakar karena warga masih mempunyai kebiasaan membakar belukar untuk membuka lahan perkebunan baru.

"Dalam dua pekan terakhir, kondisi cuaca yang cukup panas disertai angin kencang akan memicu kebakaran hutan skala besar," katanya di Pangkalpinang, Selasa (20/1).

Ia mengatakan angin yang kencang ini akan mempercepat penyebaran api ke kawasan hutan, perkebunan hingga pemukiman warga.

"Dalam kondisi cuaca seperti ini, kami telah menyiagakan personel dan mengimbau warga khususnya petani tidak membakar lahan, untuk mengantisipasi kebakaran hutan tersebut," ujarnya.

Apabila terjadi kebakaran, kata dia, penyebaran api di kawasan hutan ini sangat cepat karena sebagian besar hutan tersebut merupakan semak belukar.

"Selama ini, penangganan kebakaran hutan cukup mudah dan cepat, karena kondisi alam di Babel berupa hamparan rendah. Tidak seperti di daerah lainnya misalnya Riau, Jambi, Palembang dan Kalimatan yang daerahnya perbukitan, pergunungan yang sulit dijangkau petugas," ujarnya.

Namun demikian, ia tetap mengimbau warga agar tidak membakar lahan selama musim angin kencang, karena kebakaran hutan ini sangat merugikan pemerintah dan warga lainnya.

"Dampak kebakaran hutan sangat besar, misalnya mengganggu transportasi darat, laut dan udara, kegiatan perekonomian dan kesehatan warga," ujarnya.

Berdasarkan data 2014, bencana kebakaran hutan sebanyak 65 kali, kebakaran rumah 31 kejadian, kebakaran pasar, ruko, sekolah, kantor pemerintah dan swasta 28 kejadian, kabut asap dampak kebakaran hutan 13 kali kejadian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement