REPUBLIKA.CO.ID,KUPANG--Sebanyak 462 ribu rumah tangga (RT) dari total 1.098 ribu RT yang tersebar di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini belum menikmati penerangan listrik, baik dari perusahan listrik negara maupun non-PLN.
"Rasio Elektrifikasi/RE di NTT berdasarkan sasaran Rumah Tangga (RT) baru tercatata 57,86 persen dari total jumlah Rumah Tangga sebayak 1.098.000. Masih ada 462.000 rumah tangga yang belum menikmati listrik," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT Dany Suhandi di Kupang, Senin, terkait RE di NTT.
Daerah dengan RE atau akses listrik terendah adalah Kabupaten Sumba Tengah 23,95 persen atau dari 13.183 RT baru 3.026 yang memperoleh akses listrik, Sabu Raijua 28,06 persen atau dari 18.873 RT yang sudah mendapat akses listrik 5.296 RT.
Sumba Barat Daya 30,31 persen atau dari 53.039 RT baru 16.076 RT yang sudah menikmati listrik, Sumba Barat 36,56 persen dari total RT 22.979 RT dan Manggarai Timur di Pulau Flores 37,16 persen dari total RT sebanyak 55.471 atau baru 20.612 yang sudah menikmati penerangan listrik.
Sementara daerah dengan akses listrik atau RE tertinggi adalah Kabupaten Ngada yakni sebanyak 31.107 dari total 31.457 RT atau 98,89 persen, menyusul Kota Kupang yakni 86.427 dari total 89.403 RT atau 96,67 persen.
Rumah tangga di wilayah lain yang juga sudah mendapat akses listrik cukup tinggi adalah Kabupaten Flores Timur yakni 50,173 dari total 55.178 RT atau 90,05 persen, Rote Ndao 80,52 persen dari total RT sebanyak 30.899 atau 24.881 RT yang sudah mendapat akses listrik.
Mengenai upaya pemerintah, dia mengatakan untuk peningkatan RE atau akses layanan listrik bagi rumah tangga di provinsi kepulaun itu adalah melalui percepatan pembangunan jaringan dan perluasan listrik oleh PLN dengan penambahan kapasitas pembangkit.
Disamping itu, juga memberikan bantuan listrik gratis untuk rumah tangga yang tidak mampu di wilayah itu, ucapnya.
Upaya lain adalah pembangunan dan pengembangan Energi Terbarukan sesuai potensi lokal NTT, diantaranya pemanfaatan Potensi Tenaga Surya dengan pembangunan PLTS komunal dan individu atau "solar Hhme system".
Disamping itu, juga dilakukan pengembangan potensi Panas Bumi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), terutama di daratan Flores, Lembata Alor, pengembangan Tenaga Angin atau Bayu yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikro Hidro (PLTMH) di Sumba dan Flores dan Timor.