REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Buruknya cuaca dan tingginya gelombang di sekitar lokasi temuan badan pesawat Air Asia QZ 8501, menyulitkan tim SAR gabungan, terutama tim penyelam, untuk lakukan upaya evakuasi badan pesawat tersebut. Kondisi ini telah terjadi dalam tiga hari terakhir proses pencarian pesawat Air Asia QZ 8501.
Direktur Operasional Basarnas, Marsma TNI SB Supriyadi mengatakan pada hari ke-22 proses pencarian, tim SAR gabungan sudah melakukan penyelaman dengan menerjunkan 30 penyelam dari KRI Banda Aceh. Namun kondisi di bawah air tidak memungkinkan para penyelam untuk bisa melakukan penyelaman.
Sebab kecepatan arus laut mencapai lima knot. Belum lagi dengan jarak pandang yang terbatas, hanya berkisar satu sampai dua meter. Kondisi ini bertambah parah dengan adanya hujan di sekitar lokasi.
''Akhirnya mereka naik kembali. Kondisi-kondisi ini jelas menyulitkan dan menghambat penyelam melakukan tugasnya,'' kata Supriyadi kepada wartawan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Ahad (18/1).
Supriyadi melanjutkan, kondisi cuaca buruk dan tingginya gelombang ini sudah berlangsung sejak tiga hari terakhir, atau sejak hari ke-19 proses pencarian. Kini tim SAR gabungan masih akan menunggu kondisi cuaca yang cukup kondusif untuk bisa menerjunkan tim penyelam.
''Kondisi-kondisi alam yang tidak bersahabat menyulitkan para penyelam. Hal ini menjadi hambatan-hambatan kami untuk mengevakuasi korban. Kalau nanti sore cuaca berubah jadi baik, kami akan lanjutkan lagi (penyelaman),'' jelasnya.
Tim SAR gabungan, lanjut Supriyadi, setidaknya telah menyiagakan 71 penyelam dan dibagi di tiga kapal yang berada di sekitar lokasi, antara lain KRI Banda Aceh, Kapal Crest Onyx milik SKK Migas, dan Kapal asal Tiongkok.
Selain itu, demi menjaga stamina dan kesiapan tim penyelam, tim SAR gabunngan telah melakukan pergantian personel penyelam, terutama yang berasal dari Indonesia Diving Club. Sebanyak 12 penyelam dari Indonesia Diving Club rencananya akan menggantikan rekan-rekannya yang lebih dulu berada di sekitar lokasi pencarian.
''Karena mereka tahu persis ombak cukup kuat dan kondisi bawah laut cukup parah, sehingga perlu pergantian penyelam,'' ucapnya.