REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Nurul Arifin mengomentari rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga BBM. Menurut Nurul, bila pemerintah nanti menurunkan harga BBM, hal tersebut belum tentu diikuti dengan turunnya harga sembako dan juga tarif angkutan.
“Penurunan harga BBM belum tentu akan berefek pada penurunan harga sembako dan tarif angkutan di masyarakat,” kata Nurul melalui akun twitternya @NurulArifin66, Sabtu (17/1).
Seharusnya kata dia Jokowi tidak menaikan harga BBM di tengah harga minyak dunia yang tidak menentu. Dari sikap seperti ini, Nurul pun menilai pemerintahan Jokowi terkesan ragu-ragu dan tidak tegas dalam memgambil keputusan.
“Ini akibat keputusan penaikan harga BBM yang tergesa-gesa,” ucap Nurul.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar akan turun. Penurunan ini dilakukan karena terus menurunnya harga minyak dunia. Pemerintah menurunkan harga BBM dari Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter paska kenaikan pertengahan November 2014.
"Ada berkah dari Allah SWT. Tapi sebentar lagi kembali turun harga BBM. Kisarannya menjadi Rp 6.400-Rp 6.500 per liter. Masih dalam hitungan," kata Jokowi, Kamis (15/1).