Rabu 14 Jan 2015 19:31 WIB

Pemerintah Didesak Awasi Game Online Berkonten Kekerasan

Sejumlah anak bermain game online di sebuah warnet. (ilustrasi)
Foto: Antara/Puji Kurniasari
Sejumlah anak bermain game online di sebuah warnet. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai perlu segera mengambil langkah preventif dalam upaya mencegah efek negatif game online dengan konten kekerasan.

Pakar Pendidikan Indonesia, Arief Rachman mengatakan, sejatinya penggunakan teknologi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Namun teknologi juga berdampak negatif terhadap siswa apabila pemakaiannya disalahgunakan.

 

Karenanya, kata Arif permainan game online dengan konten kekerasan yang sering dimainkan anak-anak sekolah perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. "Di beberapa negara itu sampai diblokir dan gelombangnya tidak bisa masuk. Sehingga yang disebut informasi cyber bisa dijamin untuk generasi yang akan datang dengan baik,” tutur Arief kepada ROL, Rabu (14/1).

Arief meminta pengendalian gelombang cyber pemerintah juga perlu mengaturnya dalam bentuk regulasi yang jelas. Arief mengatakan, jangan sampai terjadi keributan karena ada tindak kriminal yang disebabkan penggunaan game online seperti kekerasan dan pemerkosaan.

Selain itu, seperti di beberapa negara maju telah menerapkan ‘Technological Intelligence’ dalam penggunaan internet. Sehingga hanya dapat diakses untuk hal-hal yang bersifat positif dan edukatif serta dapat memberikan pembinaan dan pelatihan bagi orang tua.

"Dan itu di seluruh dunia sudah ada caranya kemasan untuk bimbingan kepada orang tua juga ada. Jangan ketinggalan, Indonesia harus cepat membuat dan memakai persiapan itu sebelum generasi muda rusak,” tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement