REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) mengeluarkan surat edaran penutupan jalur pendakian ke gunung Ciremai.
Masyarakat pun dilarang masuk ke seluruh jalur pendakian ke gunung tertinggi di Jabar tersebut.
Dalam surat edaran bernomor S.03/BTNGC-1/2015 itu dinyatakan bahwa penutupan seluruh jalur pendakian ke gunung Ciremai berlaku sejak 19 Januari 2015 hingga 31 Maret 2015. Penutupan itu sehubungan kondisi cuaca dengan curah hujan yang cukup tinggi dan dalam rangka pemulihan ekosistem di jalur pendakian TNGC.
"Kami telah memberitahukan surat edaran ini ke petugas pintu pendakian Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, serta para pimpinan daerah dan desa," ujar Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah Kuningan, Hawal Widodo, kepada Republika, Selasa (13/1).
Seperti diketahui, saat mendekati puncak musim hujan, kondisi cuaca di gunung Ciremai cenderung bersifat ekstrim, di lereng maupun puncak gunung. Cuaca yang cerah saat masih dibawah gunung, bisa tiba-tiba berubah menjadi hujan badai dan kabut tebal saat sampai di lereng atau puncak gunung.
Jalur pendakian ke gunung Ciremai terletak di Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, dan jalur Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, serta jalur pendakian Apuy, Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.
Terpisah, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn menjelaskan, puncak musim hujan di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalnegka) diprakirakan mulai pertengahan Januari atau akhir Januari hingga pertengahan Februari 2015.