Selasa 13 Jan 2015 13:33 WIB

Jonan: KNKT Harus Pastikan CVR Milik Air Asia QZ8501

 Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Ketua KNKT Tatang Kurniadi (kedua kiri) saat konferensi penemuan FDR atau kotak hitam pasawat Air Asia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Senin (12/1).(Republika/Wihdan)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Ketua KNKT Tatang Kurniadi (kedua kiri) saat konferensi penemuan FDR atau kotak hitam pasawat Air Asia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Senin (12/1).(Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN-- Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) masih perlu mengidentifikasi apakah cockpit voice recorder (CVR) yang ditemukan milik Air Asia QZ8501.

"Nah itu, (CVR) mau dibawa ke sini. Serial numbernya akan diperiksa," kata Jonan, sebelum meninggalkan Lanud Iskandar menuju Pelabuhan Laut Panglima Utar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa.

Menurut dia, CVR sudah diangkat dari dasar laut. Meski demikian bukan berarti barang itu dari pesawat AirAsia, karena "DNA-nya" belum diidentifikasi. Sebelumnya, tim penyelam TNI AL telah berhasil mengangkat flight data recorder (FDR) yang menyimpan data penerbangan AirAsia QZ8501. Salah satu kelengkapan pesawat tersebut, saat ini telah berada di kantor KNKT untuk dianalisa.

Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan butuh waktu lama untuk dapat membaca dan menganalisa isi kotak hitam, sehingga dapat diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501.

Menurut dia, hanya butuh waktu dua hingga tiga hari untuk mengunduh isi flight data recorded. Namun, proses membaca isi FDR tersebut akan lama karena harus mengumpulkan investigator dari beberapa negara yang berkaitan dengan pesawat dan korban, serta menganalisis satu per satu data.

FDR yang berhasil ditemukan akan dibuka di Jakarta jika sudah ada saksi, termasuk saksi accredited representative dari Airbus, saksi Singapura, dan negara lain yang terkait dengan pesawat dan korban.

"Serta kemungkinan menghadirkan jajaran dari Mabes TNI dan Kementerian Perhubungan untuk meyakinkan bahwa barang ini betul dibuka di sana, hasilnya baik atau tidak bisa disaksikan bersama," ujar Tatang.

FDR telah diterima dalam kondisi baik, namun hasilnya akan sangat tergantung pada modul memori yang ada di dalamnya. Dan yang jelas, kotak hitam akan dibuka di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement