REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pencalonan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia oleh Presiden Joko Widodo dinilai terlalu terburu-buru, kata pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti.
"Masih terlalu dini untuk menetapkan calon tunggal Kapolri, apalagi jika belum diperiksa latar belakang sejarahnya," kata Ray Rangkuti di Jakarta, Ahad (11/1).
Ia berpendapat masih banyak hal yang harus dipertimbangkan lagi karena menyangkut kredibilitas penegak hukum di Indonesia. Ray mengatakan seorang Kapolri haruslah memiliki integritas tinggi, jujur, tegas dan bebas korupsi.
"Jangan mengandalkan faktor kedekatan saja, kinerja sebelumnya juga patut menjadi pertimbangan,apalagi isu rekening gendut," ujarnya.
Hal ini terkait rilis Indonesia Police Watch (IPW) bahwa Komjen Pol Budi Gunawan adalah calon terkuat pengganti Sutarman sebagai Kapolri 2015. Alasan ini muncul karena Budi Gunawan merupakan salah satu senior Akpol angkatan 1983 yang berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen).
Budi dinilai IPW paling berpeluang menjadi Kapolri berikutnya karena pernah menjadi ajudan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri semasa berkuasa. Budi saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri.