REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menegaskan tidak ada ancaman signifikan yang terjadi di Indonesia.
Retno pun akan segera mengkonfirmasi pada Kedutaan Australia dan Amerika Serikat terkait pemberitaan soal dicantumkannya travel advice ke Indonesia. “Saya menanyakan pada dua negara ini informasi apa yang didapatkan hingga muncul travel advice,” ujar dia usai memberikan pernyataan pers tahunan Menteri Luar Negeri Kamis (8/1).
Dua negara tersebut dinilai tidak memberikan informasi yang jelas alasan mengeluarkan travel advice berkunjung di Indonesia pada situs mereka. Menurut mereka ini merupakan hak mereka untuk tidak membagikan informasi yang sifatnya rahasia ke negara lain.
Mantan Dubes Belanda ini juga menjamin dua negara ini tidak akan menaikkan level peringatan ancaman. Kepolisian dan BIN sudah mengkonfirmasi tidak ada bahaya ancaman yang terjadi di Indonesia saat ini.
Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan hak dan kewajiban setiap negara memberikan travel advice dan peringatan pada warga negaranya yang berada di luar negeri. Beberapa pihak mengaitkan hal ini dengan isu video yang beredar mengenai Anggota ISIS asal Indonesia yang mengancam NKRI.
Namun Arrmanatha mengatakan itu hanya analisa yang belum terbukti kebenarannya. “Kami tidak bisa menjelaskan asumsi-asumsi yang belum terbukti kebenarannya,” kata dia.
Hingga saat ini belum ada informasi sampai kapan travel advice tersebut diberlakukan dua negara. Ini merupakan hak sebuah negara, kata dia, tidak ada kepastian sampai kapan travel advice berlaku.
Tidak hanya Amerika Serikat dan Australia, situs pemerintah Inggris www.gov.uk mengutip travel advice yang telah dicantumkan Amerika soal Indonesia. Inggris memperbarui travel advice sejak Senin (5/1), mengatakan terdapat ancaman potensial di hotel dan bank yang berada di Surabaya.
Sehingga pihaknya mengimbau agar warganya berhati-hati jika bepergian ke daerah tersebut. Situs resmi Inggris itu juga menjelaskan Indonesia sedang mendapatkan ancaman tinggi dari terorisme.
Disebutkan bahwa ancaman tersebut akan terjadi kapan saja dan di mana saja. Inggris memperingatkan 220 ribu warganya yang sering melakukan perjalanan ke Indonesia untuk lebih waspada ketika hari besar Indonesia.