REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan bentuk kotak hitam (black box) milik pesawat Air Asia QZ 8501 jenis Airbus A320-200 yang jatuh di Selat Karimata, sama dengan kotak hitam milik pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami kecelakaan di kawasan Gunung Salak beberapa wakti lalu.
"Bentuk dan ukurannya kebetulan yang ini sama dengan yang sukoi. Pabriknya sama buatan Amerika," kata investigator KNKT FX Nurcahyo Utomo di Lanud Iskandar, Kamis (8/1).
Ia menjelaskan bagian yang terpenting di dalam balck box yang tahan banting dan anti bakar adalah memory module, yakni tempat menyimpan seluruh data yang terjadi di dalam pesawat.
"Semacam memory card. Casingnya bisa berantakan tapi isinya harus tetap utuh. Bentuknya bulat, diameter kurang dari 10 cm tebal 3 cm. Pelindungnya, lebih besar dari memory modul, kaya mangkok dibalik," katanya.
Nurcahyo melanjutkan, black box terdiri dari ada dua bagian yakni Flight Data Recorder (FDR) yang isinya merekam seluruh data penerbangan, kecepatan arah, tombol apa saya yang dioperasikan pilot, data mesin.
"Semua terekam. 400 hal terekam, bahkan lebih dari itu mungkin sekarang. Satu lagi Cockpit Voice Recorder (CVR), itu merekam suara, apa saja yang di kokpit, suara pilot, co-pilot dan pramugari, itu semua akan terekam. Ada empat mikropone. Letaknya di kapten pilot, co-pilot, pramugari, sama di kokpit," jelasnya.
Kedua alat yang berada di bagian ekor pesawat sebelah kanan itu, kata Nurcahyo, masing-masing memiliki kapasitas merekam yang berbeda.
"Kalau FDR bisa 25 sampai 40 jam merekam. Kalau CVR itu 30 menit merekamnya. Kalau enggak ada apa-apa, data lama itu otomatis terhapus. Yang lama akan hilang," ujarnya.