Kamis 08 Jan 2015 14:42 WIB

Ini Dia Juara Sekolah Bersih Narkoba 2014 se-DKI Jakarta

Juara Sekolah Bersih Narkoba menerima penghargaan dalam puncak acara Lomba Sekolah dalam rangka Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba (PKSSBN) 2014 di gedung Smesco yang digelar BBN Provinsi DKI Jakarta.
Foto: dok bnnp dki
Juara Sekolah Bersih Narkoba menerima penghargaan dalam puncak acara Lomba Sekolah dalam rangka Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba (PKSSBN) 2014 di gedung Smesco yang digelar BBN Provinsi DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa kian memprihatinkan. DKI Jakarta masih menduduki peringkat pertama dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Kepala BNN Provinsi DKI, Brigjen Ali Johardi mengatakan, dalam setahun terakhir ini angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan, mulai tingkat SLTP, SMU hingga perguruan tinggi sebesar 4,7 persen.

Menurut Ali, penyalahgunaan ganja di kalangan pelajar dan mahasiswa sebesar 17,2 persen. "Terindikasi bahwa jumlah tersangka kejahatan pada usia pelajar dan mahasiswa usia 12 hingga 24 tahun sebanyak 40.690 orang, dan 21,5 persennya tersangka narkoba," ujar Ali Johardi kepada wartawan, Kamis (8/1).

Berdasarkan pendidikan, kata dia, umumnya tersangka narkoba berpendidikan SMU sekitar 61,9 persen, SMP sebanyak 23,7 persen, SD sekitar 11,8 persen, dan perguruan tinggi 2,6 persen. "Dari beberapa survey tentang keterkaitan tingkat pendidikan dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan maka tingkat penyalahgunaan narkoba juga semakin tinggi," ungkap Ali.

Pada 2012, lanjut dia, berdasarkan latar belakang pendidikan, tersangka dengan latar belakang pendidikan SLTA merupakan paling banyak dengan total 19.730 orang. "Dengan fakta bahwa mayoritas pelaku penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba berpendidikan terakhir SMU, maka potensi rawan remaja yang lulus SMU atau putus kuliah menjadi paling tinggi," papar Ali.

Oleh karena itu, kata dia, mengenali sifat dan kompleksitas dari permasalahan narkoba, sudah saatnya seluruh komponen meneguhkan komitmen dan meningkatkan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat, terutama sekolah-sekolah, karena masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba adalah masalah masyarakat.

Guna menyadarkan para pelajar dari bahaya narkoba, BNN Provinsi DKI menggelar Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba (PKSSBN) 2014. Acara yang mengangkat tema   “Raih Prestasi setinggi-tinginya tanpa NARKOBA” itu diikuti 36 sekolah menengah atas di DKI Jakarta. Puncak Acara Lomba Sekolah dalam rangka Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba (PKSSBN) 2014 di gedung Smesco lt 4 Ruang Nareswara jl. Jendral Gatot Subroto kav 94, Jakarta Selatan pada Desember lalu.

"Kegiatan Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba merupakan upaya memberdayakan lingkungan sekolah untuk menciptakan sekolah bebas dan bersih terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di kalangan pelajar. Juga untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pelajar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan menyebarluaskan kepada lingkungannya," ungkap Ali.

Berdasarkan hasil penilaian, SMA Negeri 68 Jakarta dinobatkan sebagai juara I Sekolah Bersih Narkoba 2014. Sedangkan juara kedua diraih SMA Negeri 99 Jakarta dan juara ketiga ditempati SMA Negeri 34 Jakarta. Sementara itu, SMA Negeri 2 Jakarta meraih juara harapan I, disusul SMA Negeri 13 Jakarta dan SMA Perguruan Rakyat 2 sebagai juara harapan dua dan tiga. Sedangkan, juara favorit satu hingga tiga diraih SMA Negeri 14 Jakarta, SMK Negeri 33 Jakarta, dan    SMA Negeri 13 Jakarta.

Menurut Ali, bentuk kegiatan dalam Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba itu meliputi; kreativitas karya seni dan budaya sekolah, kreativitas Branding Antinarkoba di lingkungan sekolah, kreativitas yel-yel antinarkoba, kreativitas puisi antinarkoba, kreativitas karya tulis antinarkoba, dan peer group speaking antinarkoba.

"Dalam pelaksanaan Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba ini, masing-masing sekolah menampilkan kreativitasnya yang melibatkan seluruh stakeholder yang terkait antara lain seluruh siswa sekolah, Kepala sekolah/Guru, Pembina UKS, Komite sekolah, Orang tua murid, satpam, Suku Dinas Pendidikan, Kepala Desa dan lain sebagainya," papar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement