Kamis 08 Jan 2015 12:48 WIB

Basarnas tak Gunakan Alat Canggih untuk Cari Kotak Hitam. Mengapa?

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Esthi Maharani
 Dalam foto yang dirilis oleh Basarnas, Rabu (7/1), tampak ekor pesawat Air Asia QZ 8501 dengan registrasi PK-AXC ditemukan di dasar laut.  (AP/Basarnas)
Foto: AP/Basarnas
Dalam foto yang dirilis oleh Basarnas, Rabu (7/1), tampak ekor pesawat Air Asia QZ 8501 dengan registrasi PK-AXC ditemukan di dasar laut. (AP/Basarnas)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan SAR Nasional (Basarnas) masih berusaha untuk mencari black box pesawat AirAsia QZ 8501 di perairan Selat Karimata. Pencarian kotak hitam itu dilakukan tanpa menggunakan alat penangkap sinyal black box yang disebut pinger locater beacon.

Menurut Kepala Basarnas Marsdya FHB Soelistyo, jika pinger locater beacon digunakan maka tidak boleh ada kapal di dekat area pencarian. Jika masih ada kapal yang dekat maka pencarian dengan menggunakan alat canggih penangkap sinyal black box itu tidak akan maksimal.

"Kalau itu masih di ekor, mengapa kita buang-buang waktu pakai pinger? Misalnya (kapal) minggir, lalu masuk lagi, habis waktu kita," katanya di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Kamis (8/1).

Dia mengatakan, para penyelam gabungan dari Basarnas dan TNI AL saat ini masih memastikan letak komponen terpenting dari pesawat itu. Keberadaan kotak hitam berwarna oranye itu belum dipastikan apakah masih berada di bagian ekor pesawat yang telah ditemukan.

"Plan (rencana) kita adalah secara bertahap, memastikan apakah black box masih berada di rak posisinya di bagian ekor atau sudah terlepas dari tempatnya semula," ujar Soelistyo.

Menurutnya, pengangkatan terhadap black box memerlukan perlakuan khusus. Evakuasi terhadap komponen berwarna oranye berbentuk kotak itu tidak bisa dilakukan seperti mengevakuasi bagian pesawat yang lain. Untuk itu, Basarnas memerlukan koordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dia menjelaskan, Basarnas perlu koordinasi dengan KNKT apakah black box boleh diangkat sekaligus dengan ekor pesawat. Sebab, untuk urusan kotak hitam tersebut adalah wewenang penuh KNKT. Basarnas, kata dia, akan selalu siap untuk membantu terkait evakuasi komponen pesawat yang laing dicari tersebut.

Soelistyo mengatakan, sejak pukul 06.45 WIB, penyelam gabungan dari TNI AL kembali melakukan penyelaman di lokasi ditemukannya ekor pesawat. Namun, kata dia, ketika di tempat ekor pesawat ditemukan, jarak pandang di dasar laut kurang dari 1 meter. Sehingga para penyelam kembali terkendala untuk menjalankan tugasnya.

Seperti diketahui, letak black box di dalam pesawat berada di bagian ekor sebelah kanan. Komponen pesawat yang paling dicari itu merupakan kunci untuk mengetahui penyebab kecelakaan pesawat. Sebab, di komponen tersebut terekam semua pembicaraan pilot selama penerbangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement